Pilih Ilmu atau Harta?

Sebagian artikel ini masih dalam bahasa Inggris. Silakan jika ada yang bersedia menerjemahkannya.

 

Kumail, ilmu lebih baik dari harta, karena ilmu melindungimu sedangkan harta harus kau lindungi.

Harta berkurang ketika dibelanjakan, tetapi ilmu justeru bertambah saat kau bagikan.

Segala sesuatu yang kau peroleh dari pengumpulan harta akan sirna bersama dengan habisnya harta, tetapi apa yang kau peroleh berkat ilmumu akan menetap meski setelah engkau tiada.

Kalimat di atas menjelaskan bahwa segala yang kita peroleh karena harta (*misal ‘kekuasaan’ karena kaya, ‘kekaguman’ orang pada kita karena kita orang kaya, dan sebagainya) akan hilang bersama habisnya harta, tetapi apa yang kita peroleh berkat ilmumu akan menetap meski setelah kita meninggal dunia.

O Kumail! Ilmu itu kekuatan dan ia bisa memerintahkan ketaatan.

Seorang yang berilmu saat hidupnya akan membuat orang menuruti dan mengikutinya, dan ia dihormati meski setelah kematiannya. Ingatlah bahwa ilmu itu pengatur dan kekayaan adalah yang diaturnya. Continue reading Pilih Ilmu atau Harta?

Wasiat Terakhir Imam Ali – The Last Will of Ali

Setelah ditikam Ibnu Muljam saat solat di masjid Kufah (Irak) pada dini hari 19 Ramadhan 40 Hijriah , berikut di antara wasiat Khalifah Ali: “Perjuangkan kebenaran. Perangi para penindas, dan bantulah yang didzalimi. Jaga persatuan. (Bersatu kembali di atas perbedaan yang ada lebih berharga ketimbang semua solat dan semua jenis puasa –reconciliation of your differences is more worthy than all prayers and all fasting). Beri makan anak-anak yatim. Jaga hubungan baik dengan tetanggamu. Nabi saw berkali-kali mengingatkan soal tetangga, sehingga seolah-olah mereka itu berhak mendapatkan warisan.”

Dan seterusnya, silakan baca pesan-pesan wasiat beliau di bawah… Tentang saat-saat terakhir kehidupan Khalifah Ali silakan klik ‘Imam yang Syahid di Mihrab” ini.

Imam Ali‘s (AS) last will to his sons Imam Hasan (AS) and Imam Hussain (AS) after the attempt on his life by a stab from Ibn Muljam:

Honey Bee - Ali as
Jadilah seperti lebah madu: semua yang dimakannya bersih, segala yang dihasilkannya manis, dan ranting pohon yang didudukinya tidak patah. (Imam Ali as).
Wasiat terakhir Khalifah IV Ali bin Abithalib (as) kepada kedua putranya Hasan dan Husain setelah beliau ditikam (di Masjid Kufah) oleh Ibn Muljam:
  • Nasihatku untuk kalian, selalu ingatlah kepada Allah dan jaga agamamu sebaik-baiknya. Jangan mengejar dunia, dan jangan sampai tergoda olehnya. Jangan menyesali apa pun yang kau luput daripadanya (tidak memperolehnya). Perjuangkan kebenaran; dan beramal-lah untuk akhirat. Lawanlah para penindas (orang dzalim), dan bela mereka yang tertindas (terdzalimi).
  • Aku nasihatkan kepadamu, semua anak-anakku, keluargaku, dan siapa saja yang menerima pesan ini, ingat (bertakwa)-lah selalu kepada Allah; hilangkan semua perbedaan, dan jagalah selalu tali persatuan (ukhuwah). Aku pernah mendengar kakek kalian (Nabi saw) berkata: “Menyambungkan perbedaan (silaturahim) lebih tinggi nilainya daripada semua solat dan segala (jenis) puasa.”
Tulisan ini awalnya ditayangkan pada 7 Januari 2013.

Continue reading Wasiat Terakhir Imam Ali – The Last Will of Ali

A Note to Terrorists in Ramadhan

A Note to Terrorists: When Fasting, Do You Remember Islam Says to Harm No One?

My daughter recently asked me: Do terrorists fast, Dad? Did the Sept. 11 suicide bombers fast?  I didn’t know what to say, but the 16-year-old went on: “And what would that fasting mean, when they kill innocent citizens without any justified reason, whereas Muslims all over the world understand that they must not harm anyone?

Fair enough, I think. Even outside the fasting month of Ramadan, Muslims are taught to be always sensitive, tolerant and forgiving, and to never harm an innocent being, let alone a human being. Islam teaches us that even when we slaughter an animal, we should minimize the suffering. For example, an animal should be given water prior to its slaughter and it should be done swiftly with a very sharp knife.

This (my) article has been published in the Jakarta Globe newspaper last August 2010. With a little retouch and pictures, I am publishing it again this Ramadhan.  Oh by the way, I can assure you that it is still relevant.
Meski sudah lama, kolom opini saya (dalam bahasa Inggris) yang dimuat di Jakarta Globe ini masih relevan untuk dibaca kapan pun, khususnya pada bulan suci Ramadhan ini. Saya memuatnya kembali, dengan sedikit sentuhan dan tambahan beberapa gambar.

But the terrorists might have a different understanding, based on their interpretation of the word “jihad” — which lately has been rendered into a scary term. We remember the terror of 9/11. US foreign policy in Muslim countries did not justify the loss of lives in the attack. This is not what Islam teaches.

 

Bom-bunuh-diri di gereja Surabaya
Terror in Surabaya on 13 May 2018, just two days prior to fasting month of Ramadhan (read the news here)

Consider the wartime instructions of the Prophet Muhammad: He clearly forbade the killing of children, the elderly, women and all noncombatants or civilians. Those who lost their lives in the World Trade Center towers and in the planes were all civilians, some of them Muslims.  Continue reading A Note to Terrorists in Ramadhan

Ketika Kecantikan Tak Penting Lagi

Apa yang sesungguhnya penting…

Siap atau tidak, suatu ketika semuanya akan berakhir; Tidak akan ada lagi sinar mentari, tak ada menit; jam dan hari-hari semua sirna; Segala yang Anda kumpulkan, baik yang dijadikan harta karun atau terlupa, semua akan beralih ke tangan orang lain;

Kekayaanmu, ketenaran dan kekuasaan sementara, bakal menguap tak lagi relevan;

Tak penting lagi apa yang Anda miliki atau yang menjadi piutang;

What will Matter — klik di sini.;

Atau pirsa videonya di sini. Continue reading Ketika Kecantikan Tak Penting Lagi

Eva Bartlett dan Fitnah di Suriah

Konperensi Pers PBB ini membuktikan banyak fitnah di Suriah. Berita tentang Aleppo pun banyak diputarbalikkan media Barat.

media-is-lying-about-syria
Jurnalis sepulang dari Suriah: Ungkap kebohongan yang disiarkan media global.

Seorang wartawan independen asal Kanada Eva Bartlett, bekerja meliput di Suriah untuk waktu yang cukup panjang. Sejak 2014 Eva pernah meliput di Suriah sebanyak enam (6) kali, dan berkunjung ke Aleppo sebanyak empat (4) kali. Pada konperensi pers PBB (9 Desember 2016 silam) yang disiarkan melalui video PBB (klik link ini), empat orang yang baru kembali dari misi di Suriah menerangkan berbagai temuan mereka, yang pada intinya bertolak belakang dengan yang selama ini disiarkan berbagai media Barat.

eva-di-konp-pers-pbb
Eva Bartlett pada Konperensi Pers PBB

Eva sendiri, sebagai wartawan yang hadir pada konperensi pers itu, menjelaskan secara gamblang beberapa hal yang berbeda dengan yang selama in banyak disiarkan media internasional.

Saya bicara dengan rakyat Suriah dalam bahasa Arab, dan sebagaimana dikatakan Sara Flounders dan Donna Nassor (dua pembicara yang lain dalam konperensi pers itu), rakyat Suriah mendukung pemerintah mereka,” kata Eva,”dan itu bertentangan dengan yang selama ini disiarkan media seperti BBC, The Guardian, New York Times, dan lainnya.

Eva kemudian menjelaskan, bahwa banyak ‘hoax‘ alias fitnah yang disiarkan berbagai media. Kebohongan (lies), agenda tersembunyi (hidden agenda) dan misconceptions yang menyesatkan ternyata sengaja disebarluaskan ke dunia.

Menariknya, ketika seorang yang hadir dari koran Norwegia Aftenposten mempertanyakan, ‘mengapa jurnalis dunia harus berbohong tentang yang terjadi di Aleppo‘, Eva menguliahinya secara sangat mengejutkan. Ini di antara yang dikatakan Eva kepada sang wartawan (selengkapnya lihat teks bahasa Inggris di bawah):

“Anda bilang tentang organisasi international di lokasi (Aleppo). Katakan, organisasi mana yang Anda maksud di bagian timur Aleppo? Saya kasih tahu ya, tidak ada. Tak ada satu pun organisasi (yang Anda maksud itu) di sana. Organisasi-organisasi itu hanya mengandalkan (berita) dari sebuah organisasi ‘Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah’ – Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) — yang sebenarnya berada di Coventry, Inggris (UK), dan hanya dijalankan oleh seorang lelaki saja.”

Perhatikan diskusi mereka di video yang panjangnya sekitar 2 menit ini (Video selengkapnya, sekitar 52 menit, ada di bagian bawah tulisan ini):

Anda tak perlu menonton seluruh video (yang panjangnya sekitar 16 menit) ini, tapi cukup perhatikan beberapa menit, mengenai apa yang dikatakan Eva Bartlett. [Video ini dilengkapi teks bahasa Indonesia]:

 

Continue reading Eva Bartlett dan Fitnah di Suriah

Kebencian Rakyat Suriah pada Tentara Asing

Do Syrian people really hate their government? 

Berita Suriah banyak didominasi media asing yang pro pada pihak tertentu. Tapi di tulisan ini kita bisa melihat bahwa ternyata rakyat Suriah tidak setuju adanya pasukan asing yang mengacaukan negeri mereka. Pergerakan massal oleh rakyat yang pro-pemerintah Suriah itu tidak diberitakan media Barat.

Demo rakyat Suriah pro pemerintahan Asad
Demo rakyat Suriah pro pemerintahan Asad

Inilah yang ditulis oleh Michel Chossudovsky di link berikut (klik di sini):  Continue reading Kebencian Rakyat Suriah pada Tentara Asing

Wah, Cacat Tapi Lebih Ngetop Ketimbang yang Normal…

Attitude is altitude.

Life is interesting journey of ups and downs. But how the journey ends, its up to you.
“Saya pernah dikira ‘alien’ (makhluk luar angkasa) oleh seorang gadis kecil,” kata Nick. Lalu Nick mendatangi anak itu. “Saya bilang wraaaarrr…,” kata Nick sambil menunjukkan mimik wajah yang menyeramkan.  “Anak itu menjerit histeris, lalu saya lari kepadanya, dan bilang, “saya akan menelan kamu..!”

Tawa pun meledak. Anak-anak yang menyaksikan gaya Nick bercerita itu terbahak mendengar kisah itu. Nick sendiri ikut tertawa. Ia bahkan seorang yang amat sering tertawa.

Nick Vujicic
Nick Vujicic

Itu mungkin lucu buat mereka. Yang tidak lucu adalah bahwa Nick sebenarnya tak punya lengan atapun tungkai (kaki), kecuali secuil telapak kaki dan dua jari kecil di ujung pinggangnya, yang ia sebut sebagai ‘chicken drum stick’ —  bagian ‘paha ayam’ yang bentuknya mirip pemukul drum.  “Ini memang seperti ‘drum stick’ ayam, sehingga anjing saya dulu sering mau menggigitnya,” kata Nick berkelakar lagi.

Penuh humor, Nick lahir dalam keadaan cacat tanpa lengan dan kaki. Lelaki bernama lengkap Nicholas James Vujicic ini lahir (pada 4 Desember 1982) dengan penyakit ‘Tetra-amelia Syndrome – kelainan tanpa kedua lengan dan tanpa kedua tungkai.

Saat kecil, orang Australia ini dirundung kesulitan. Ia mesti berjuang keras, secara mental maupun emosional. Juga secara fisik.

Tetapi akhirnya ia bersahabat dengan ‘kecacatannya’ itu, dan pada usia 17 tahun Nick mulai mendirikan organisasi nirlaba miliknya, Life Without Limbs (Hidup Tanpa Lengan dan Tungkai, alias Hidup dengan Tuna Daksa). Continue reading Wah, Cacat Tapi Lebih Ngetop Ketimbang yang Normal…

6 Benefits after Death – 6 Amal Sebelum Mati

Siapkan 6 Amal Sebelum Mati.

Para habaib yang terkenal di Indonesia ini adalah cucu Imam Ja'far Ash_shadiq (as): Amal Jariah.
Para habaib yang terkenal di Indonesia ini adalah cucu-cucu Imam Ja’far Ash_shadiq (as): Amal Jariah. Mereka dikenal masyarakatnya karena banyak bersedekah (nomor 5), punya anak2 yg saleh dan mendoakan (nomor 1), dan menjadi teladan dalam kebaikan (no.6). Sebagiannya juga menulis buku yang bermanfaat (nomor 2).

Imam Ja’far bin Muhammad Ash-Shadiq (as), menurut riwayat Abi Kahmas, mengatakan: Enam hal yang menguntungkan bagi seorang mukmin setelah kematiannya:

1. (Bila ia memiliki) anak yang memintakan ampunan kepada Allah untuk mengampuninya (sang orang tua).

2. Sebuah buku yang pernah ditulisnya.

3. Pohon yang pernah ditanamnya (karena pohon itu bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya, manusia, burung, dan sebagainya, dan lingkungannya).

Amal jariah dalam bentuk menanam pohon - salah satu tabungan sebelum meninggal.
Amal jariah dalam bentuk menanam pohon – salah satu tabungan sebelum meninggal.

4. Sebuah sumur (sumber air) yang pernah digalinya (airnya memberi manfaat bagi orang banyak). Catatan: pada jaman sekarang, boleh jadi amal yang serupa dengan ‘sumber air’ adalah membagikan ‘mesin pompa air’ kepada masyarakat miskin yang memerlukannya.
5. Sedekah yang pernah diberikannya.

6. Teladan perilaku (kebiasaan) baik yang kemudian dicontoh orang lain.

Abi Kahmas narrated that Imām Ja’far ibn Muhammad al-Sādiq (a.s.) said: Six things will benefit a believer after his death:

    1. A child who seeks Allāh for his forgiveness;
    2. A book which he has left behind;
    3. A tree which he has planted;
    4. A water well which he has dug up;
    5. Charity which he has established; and
    6. A good tradition from him which is acted on after him.”

    [Reference: Mishkat Ul-Anwar Fi Ghurar Al-Akhbar, Sec 3, Chp 11, H.790 ]

    Baca juga / Related articles:

    Islam dan Teroris: Debat 13 Menit di Oxford

    Islam belakangan dituduh sebagai agama yang suka kekerasan; agama para teroris — gara-gara ulah sekelompok kecil orang model Bin Laden dan konco-konconya.

    Beginilah cara berdebat! Video di bawah ini hanya 13 menit. Rugi kalau tidak melihatnya!

    Di mana-mana di dunia seolah citra itu sengaja digelembungkan, lewat buku, lewat media, lewat segala macam kanal dan saluran, elektronik atau pun non elektronik, media lama atau pun media baru (Media Sosial). Sehingga tidak heran bila banyak orang termakan isu itu, dan mengatakan bahwa Islam memang bukan agama damai.

    Islam Menentang Terrorisme.  (Foto REUTERS).
    Islam Menentang Terrorisme.
    (Foto REUTERS).

    Di Inggris, ‘brand‘ bahwa Islam itu identik dengan teroris menjadi marak, khususnya setelah terjadinya pembantaian yang mengatasnamakan Islam terhadap seorang tentara Inggris di luar baraknya, di London selatan, pada 23 Mei 2013 lalu.

    Maka, beberapa hari setelah kejadian itu, Oxford Union, yang merupakan bagian dari Oxford University di Inggris menyelenggarakan sebuah debat besar dengan tujuan menetapkan sebuah mosi: “Apakah bisa meyakini bahwa Islam adalah Agama Damai”. Sesudah argumen dari enam orang pedebat, pemungutan suara (voting) menghasilkan 286 mengatakan ‘Ya‘, dan 168 bilang ‘No‘ terhadap mosi bahwa: ‘Islam Agama Damai’.

    Suasana Debat di Oxford
    Suasana Debat di Oxford

    Oxford yang didirikan pada 1823 merupakan ‘tempat perdebatan paling prestisius di dunia,’ (the world’s most prestigious debating society).

    Menurut salah seorang pedebat, Daniel Johnston (seorang wartawan dan editor senior), Islam merupakan ‘ancaman paling langsung terhadap peradaban Barat di dunia saat ini.’

    Pendapat Johnston dan lainnya dibantah oleh Mehdi Hasan, seorang pemuda Muslim Inggris yang bekerja sebagai editor (wartawan) politik the Huffington Post. Mehdi, yang juga alumnus Oxford, antara lain mengatakan, bahwa yang meyakini bahwa Islam itu agama teror hanyalah para teroris dan mereka (sekelompok orang) yang mengatakannya demikian. Tetapi 99,99 % dari 1,6 Milyar Muslimin di dunia percaya, yakin dan selalu menekankan bahwa ajaran Islam itu cinta damai. Mahdi percaya bahwa, agama Kristen, sebagaimana Islam (dan hampir semua agama besar lainnya) sama-sama didasarkan pada cinta dan kebaikan (compassion).

    Menurut Mehdi Hasan, sebagian kecil orang yang ‘mengatasnamakan Islam’ dalam perbuatan terornya sesungguhnya bukan sesuatu yang berkaitan dengan agama, melainkan memiliki pada tujuan-tujuan lain di luar agama, seperti politik dan sebagainya. Ketika menangkis tuduhan mengenai peran Syariah Law (yang dikatakan menyuruh umat Islam melakukan kekerasan), Mehdi menantang agar mereka menunjukkan, “mana buku Syariah Law itu?”.

    Mehdi juga mengutip pendapat Prof. Robert Pape, ahli terorisme dari University of Chicago (yang meneliti sekitar 315 kasus pengeboman bunuh diri di dunia, dan menulis buku, “Dying to Win“), yang menyimpulkan bahwa, “kecil sekali kaitan antara aksi terorisme (suicide bombing) dengan fundamentalisme Islam atau agama apa pun di dunia.”

    Pape claims to have compiled the world’s first “database of every suicide bombing and attack around the globe from 1980 through 2003 — 315 attacks in all”. “The data show that there is little connection between suicide terrorism and Islamic fundamentalism, or any one of the world’s religions. . . . Rather, what nearly all suicide terrorist attacks have in common is a specific secular and strategic goal: to compel modern democracies to withdraw military forces from territory that the terrorists consider to be their homeland”. It is important that Americans understand this growing phenomenon. (Source: Wikipedia).

    Proses debat itu kemudian dipublikasikan di YouTube oleh Oxford Debating Union pada 3 Juli 2013 lalu.(Lihat videonya di bawah).

    Mehdi asked whether 1.6 billion believers in Islam around the world  really are all “followers, promoters and believers in a religion of violence”. Hasan urged his audience not to “fuel the arguments of the phobes and bigots and legitimise hate”, but to “trust the Muslims that you know and that you hear.”
    Mehdi Hasan di Oxford: 13 menit yang mencengangkan.
    Mehdi Hasan di Oxford: 13 menit yang mencengangkan.

    Selengkapnya, silakan melihat video debat itu di sini: 

    Sulis’ Song Reached 1,8 Million Viewers …

    Wow! A young Indonesian girl, Sulis, has just made another achievement when her song ‘Ya Thoybah‘ in youtube has today (24 February 2013) leveled to more than 1,8 million viewers. It is rarely happened, a religious song which was sung in Arabic by Indonesian reached so much viewers in youtube.

    Jangan hanya sibuk mengurus Lady Gaga. Banyak lagu dan musik yang jauh lebih indah, bermakna dan membawa manfaat di dunia ini. Contohnya, lagu-lagu bernuansa agama, atau religi.

    Tulisan ini awalnya berjudul, “Lady Gaga? Ah, Mahir Zain dan Sulis Lebih Asyik…”, sengaja hari ini saya kunjungi kembali dan ubah judul dan sebagian isinya. Untuk Anda.

    Sudah pernah nge-cek lagu religi di youtube, belakangan ini? Have you ever tried to listen religious music in youtube lately?  Did you listen to Sulis and Haddad Alwi? Did you listen to Chrisye’s fabulous song: “Ketika Tangan dan Kaki Berbicara“?

    Menyesal, kalau sampai nggak mencoba mendengarnya… 🙂

    Have you heard Mahir Zain’s superb song like this one?

    Every time, You feel like you cannot go on,
    You feel so lost and that you’re so alone,
    All you see is night,  And darkness all around
    You feel so helpless you can’t see which way to go
    Don’t despair,  And never lose hope
    ‘Cause Allah is always by your side…

    Listen… Close your eyes and listen. Enjoy such beautiful music; and the song. Listen Continue reading Sulis’ Song Reached 1,8 Million Viewers …

    Ajaib! Kneapa Ktia Bisa Mmebaca Tluisan Ini?

    Ajaib!
    Cuukp meanrik bgaaiamna kita bsia mmebaca sleuruh kailmat dangen hruuf-huruf ynag tiadk pdaa tmepatnya, dan dpaat ttaep mmeabca sreta mmeahami apa ynag ktia bcaa. Mngeapa bsia bgeitu?

    animasi belahan otak manusia

    Continue reading Ajaib! Kneapa Ktia Bisa Mmebaca Tluisan Ini?

    A Note to Terrorists

    A Note to Terrorists: When Fasting, Do You Remember Islam Says to Harm No One?

    My daughter recently asked me: Do terrorists fast, Dad? Did the Sept. 11 suicide bombers fast? I didn’t know what to say, but the 16-year-old went on: “And what would that fasting mean, when they kill innocent citizens without any justified reason, whereas Muslims all over the world understand that they must not harm anyone?”

    I am a Muslim not a Commodity
    I am a Muslim not a Commodity (Photo credit: Edge of Space)

    The article was published in The Jakarta Globe newspaper on August 27, 2010

    Fair enough, I think. Even outside the fasting month of Ramadan, Muslims are taught to be always sensitive, tolerant and forgiving, and to never harm an innocent being, let alone a human being. Islam teaches us that even when we slaughter an animal, we should minimize the suffering. For example, an animal should be given water prior to its slaughter and it should be done swiftly with a very sharp knife. Continue reading A Note to Terrorists