Pilih Ilmu atau Harta?


Sebagian artikel ini masih dalam bahasa Inggris. Silakan jika ada yang bersedia menerjemahkannya.

 

Kumail, ilmu lebih baik dari harta, karena ilmu melindungimu sedangkan harta harus kau lindungi.

Harta berkurang ketika dibelanjakan, tetapi ilmu justeru bertambah saat kau bagikan.

Segala sesuatu yang kau peroleh dari pengumpulan harta akan sirna bersama dengan habisnya harta, tetapi apa yang kau peroleh berkat ilmumu akan menetap meski setelah engkau tiada.

Kalimat di atas menjelaskan bahwa segala yang kita peroleh karena harta (*misal ‘kekuasaan’ karena kaya, ‘kekaguman’ orang pada kita karena kita orang kaya, dan sebagainya) akan hilang bersama habisnya harta, tetapi apa yang kita peroleh berkat ilmumu akan menetap meski setelah kita meninggal dunia.

O Kumail! Ilmu itu kekuatan dan ia bisa memerintahkan ketaatan.

Seorang yang berilmu saat hidupnya akan membuat orang menuruti dan mengikutinya, dan ia dihormati meski setelah kematiannya. Ingatlah bahwa ilmu itu pengatur dan kekayaan adalah yang diaturnya.

Do'a Kumail
Doa Kumail.

Kumayl bin Ziyad al-Nakhai berkata, suatu ketika Imam Ali menggandengnya menuju pekuburan. Setelah melewatinya, dan meninggalkan kota, Imam Ali mendesah, dan berkata,”Kumail, hati adalah wadah bagi segala rahasia pengetahuan dan kebijaksanaan; dan sebaik-baik wadah (tempat) adalah yang bisa paling banyak menampung, dan segala yang diwadahi itu dapat bertahan dan melindungi dengan cara terbaik. Oleh karena itu, ingat baik-baik apa yang akan aku katakan padamu.

Ingatlah, ada tiga jenis manusia:

  1. Jenis pertama adalah mereka yang pandai (terpelajar) yang sangat unggul dalam etika kebenaran dan filsafat agama.
  2. Kedua, adalah jenis mereka yang (sedang) mencari pengetahuan yang di atas (butir 1) itu, dan
  3. Ketiga adalah kelompok yang bodoh. Mereka mengikuti segala macam kecenderungan atau kepalsuan dan menerima semua slogan; mereka tidak (berusaha) mencari ilmu sama sekali atau pun membentengi dirinya dengan keyakinan yang mantap dan rasional.

Ali bin Abithalib as:

Nabi saw mengatakan (dalam hadisnya) bahwa, ”Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya.” Imam Ali pernah berkata bahwa, “Nabi saw telah mengajarkan padaku seribu pintu pengetahuan. Setiap pintu menjadi gerbang bagi seribu pintu lainnya.” Menurut Imam Ali, “Zakatnya ilmu pengetahuan adalah dengan menyebarkannya.”

Kumail bin Ziyad: Kumail bin Ziyad al-Nakhai adalah salah seorang sahabat dekat Imam Ali yang berasal dari Yaman. Ia seorang yang berakhlak tinggi dan sangat terhormat. Ia punya banyak pengikut. Pada era Khalifah Ali, keluarga Kumail tinggal di Kufah, Iraq.

Sepeninggal Khalifah Ali (yang syahid dibunuh saat solat di dalam Masjid), Bani Umayyah merebut kekuasaan, dan menggeser kekhalifahan dengan ‘kerajaan’ yang diawali oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Sesudah matinya Muawiyah, kerajaan diwarisi putranya, Yazid yang lalim dan amat keji. Seterusnya, kekuasaan itu beralih kepada anak-cucu Yazid – yang dalam sejarah dikenal dengan istilah ‘Bani Umayyah’, dan selama beberapa generasi memusuhi Ahlul Bait (keluarga) Nabi saw (Imam Ali dan anak cucunya).

Salah seorang kaki tangan Bani Umayyah pada masa itu adalah  Al-Hajjaj bin Abdul Malik. Demi menyenangkan para penguasa Bani Umayah, Al-Hajjaj bertindak sangat kejam terhadap Ahlul Bait Nabi saw dan semua orang yang bersimpati kepada mereka (termasuk Kumail dan keluarganya). Tidak kurang dari 50.000 lelaki dan wanita tidak berdosa dipenjarakan Al-Hajjaj.

Saat terjadi revolusi yang dipimpin Abdulrahman bin al-Ashath menentang al-Hajjaj, Kumail bergabung di dalamnya. Ia memimpin “Battalion Penghafal Al-Qur’an” memerangi Al-Hajjaj.

Imam Ali pernah mengajari Kumail sebuah doa yang dikenal dengan nama “Doa Nabi Khidr” – yang sangat bernas dan luar biasa menyentuh. Ulama menganjurkan agar umat Islam berdoa dengannya minimal pada setiap malam Jum’at, agar hati terang dan bercahaya.

=================================== **

In another version, this is what’s been written: One day, he took Kumayl with him outside Kufa. It was night. The sky was full of stars. Northern fresh breeze was blowing. Imam Ali said to his companions: Kumayl, these hearts are containers (of knowledge). The best of them are those that best preserve knowledge. Therefore, preserve what I say to you:

There are three classes of people. The first class knows Allah. The second learns knowledge as means of salvation. And the third is rabble: followers of every crier, who bend with every breeze. These men do not seek to be illuminated by the light of learning, nor do they resort to any authority.

Dalam riwayat lain (mirip dengan yang di atas) dikatakan: Suatu ketika Imam Ali mengajak Kumail ke luar kota Kufah (Iraq). Saat itu malam hari. Langit penuh dengan bintang. Angin utara berhembus sejuk.

Imam Ali berkata kepada sahabatnya itu: Kumail, hati adalah wadah (bagi pengetahuan). Sebaik-baiknya wadah adalah yang paling baik menyimpan ilmu pengetahuan. Oleh karenanya, simpan apa yang akan aku katakan: ada tiga kelas manusia.

  1. Kelas pertama adalah mereka yang mengenal Allah.
  2. Kelas kedua adalah mereka yang belajar (untuk megenal Allah) sebagai pengabdian (ibadah).
  3. Ketiga adalah ‘gerombolan’: para pengikut segala promosi, teriakan, yang terombang-ambing oleh tiupan angin. Mereka ini tidak mencari pencerahan melalui cahaya (saat) belajar, dan juga tidak punya pegangan ke pemimpin mana pun. (Dengan kata lain, mereka ini orang-orang yang  bingung, tidak berpendirian, tidak punya prinsip).

Remember, Kumayl, knowledge is better than wealth because it protects you while you have to guard wealth. It decreases if you keep on spending it but the more you make use of knowledge the more it increases. What you get through wealth disappears as soon as wealth disappears but what you achieve through knowledge will remain even after you.

O Kumayl ! Knowledge is power and it can command obedience. A man of knowledge during his lifetime can make people obey and follow him and he is praised and venerated after his death. Remember that knowledge is a ruler and wealth is its subject.

Kumail, ilmu lebih baik dari harta, karena ilmu melindungimu sedangkan harta harus kau lindungi. Harta berkurang ketika dibelanjakan, tetapi ilmu justeru bertambah saat kau bagikan.

Segala sesuatu yang kau peroleh dari pengumpulan harta akan sirna bersama dengan habisnya harta, tetapi apa yang kau peroleh berkat ilmumu akan menetap meski setelah engkau tiada.

O Kumail! Ilmu itu kekuatan dan ia bisa memerintahkan ketaatan. Seorang yang berilmu saat hidupnya akan membuat orang menuruti dan mengikutinya, dan ia dihormati meski setelah kematiannya. Ingatlah bahwa ilmu itu pengatur dan kekayaan adalah yang diaturnya.

O Kumayl ! Those who amass wealth, though alive, are dead to realities of life, and those who achieve knowledge, will remain alive through their knowledge and wisdom even after their death, though their faces may disappear from the community of living beings, yet their ideas, the knowledge which they had left behind and their memory, will remain in the minds of people”.

O Kumail! Mereka yang menumpuk-numpuk harta saja, meski mereka hidup (tetapi) mereka pada hakikatnya mati, dan mereka yang meraih pengetahuan, akan terus hidup melalui ilmu dan kebijaksanaannya yang dibawanya bahkan setelah kematiannya; meski wajah mereka mungkin tidak berada di tengah komunitas (masyarakat), toh ide-ide mereka, pengetahuan yang telah mereka tinggalkan (ajarkan pada orang lain) dan ingatan memori mereka akan tetap berada dalam jiwa (benak) orang banyak.

Kumayl says that after this brief dissertation, Imam Ali pointed towards his chest and said, “Look Kumayl! Here I hold stores and treasures of knowledge. I wish I could find somebody to share it with me. Yes, I found a few, but one of them, though quite intelligent, was untrustworthy, he would sell his salvation to get hold of the world and its pleasures, he would make religion a pretence to grasp worldly power and wealth, he would make this Blessing of Allah (knowledge) serve him to get supremacy and control over friends of Allah and he would through knowledge exploit and suppress other human beings.

The other person was such that he apparently obeyed truth and knowledge, yet his mind had not achieved the true light of religion, at the slightest ambiguity or doubt he would get suspicious of truth, mistrust religion and would rush towards skepticism. So neither of them was capable of acquiring the superior knowledge that I can impart. Besides these two I find some other persons. One of them is a slave of self and greedy for inordinate desires, which can easily drag him away from the path of religion, the other is an avaricious, grasping and acquisitive miser who will risk his life to grasp and hold wealth, none of these two will be of any use to religion or man, both of them resemble beasts having appetite for food.

If sensible trustees of knowledge and wisdom totally disappear from human society then both knowledge and wisdom will suffer severely, may bring harm to humanity and may even die out. But this earth will never be without those persons who will prove the universality of truth as disclosed by Allah, they may be well-known persons, openly and fearlessly declaring the things revealed to them or they may, under fear of harm, injury or deaths hide themselves from the public gaze and may carry on their mission privately so that the reasons proving the reality of truth as preached by religion and as demonstrated by His Prophet may not totally disappear.

How many are they and where could they be found? I swear by Allah that they are very few in number but their worth and their ranks before Allah are very high. Through them Allah preserves His Guidance so that they, while departing, may hand over these truths to persons like themselves. The knowledge which they have acquired has made them see the realities and visualize the truth and has instilled into them the spirit of faith and trust. The duties which were decreed as hard and unbearable by them. They feel happy in the company and association of things which frighten the ignorant and uneducated. They live in this world like everybody else but their souls soar to the heights of Divine Eminence. They are media of Allah on this earth and they invite people towards Him. How I love to meet them O Kumayl ! I have told you all that I have to say, you can go back to your place whenever you like”.

2 thoughts on “Pilih Ilmu atau Harta?

  1. “.., ilmu lebih baik dari harta, karena ilmu melindungimu sedangkan harta harus kau lindungi. Harta berkurang ketika dibelanjakan, tetapi ilmu justeru bertambah saat kau bagikan” .. pelajaran yang baru saya ketahui.. seharusnya banyak orang yg mengetahui ini

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s