Beberapa Panduan dalam Membuat Skripsi atau Thesis
Pada awalnya adalah Conceptual Framework.
Sebelum menulis thesis atau skripsi, para mahasiswa dianjurkan membuat sebuah kerangka (konsep) pemikiran, atau yang biasa disebut conceptual framework.
Conceptual framework: adalah penetapan yang dipilih oleh peneliti (researcher) terhadap problem (masalah) yang hendak ditelitinya, dan memberi petunjuk (arah) ke mana tujuan studi (penelitian)-nya itu. Ia bisa merupakan sebuah adaptasi dari sebuah model yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya, yang dilengkapi (dimodivikasi) dengan berbagai hal yang relevan agar sesuai dengan rencana penelitiannya. Selain menunjukkan arah tujuan penelitian (apa yang ingin diketahuinya, apa yang ingin ditelitinya), melalui Conceptual Framework itu peneliti bisa menggambarkan hubungan-hubungan yang ada (terjadi) di antara berbagai constructs yang ingin diteliti (di-investigasi)-nya. [Lihat juga video dalam slide Philip Adu ini (klik di sini)].
Conceptual framework is the researcher’ s own position on the problem and gives direction to the study. It may be an adaptation of a model used in a previous study, with modifications to suit the inquiry. Aside from showing the direction of the study, through the conceptual framework, the researcher can be able to show the relationships of the different constructs that he wants to investigate.
Beberapa contoh tulisan tentang ‘Conceptual Framework’ dan beberapa masalah lain dalam Thesis — klik di link yang tersedia:
- Tidwell.
- Chapter, from Ludymae.
- Jaspreet Sodhi
- RS Mehta.
Also look at these fabulous slides by Philip Adu PhD (klick here) – and you can find my summary from his course down below.
Bagaimana Menulis Problem Statement: Business College (klik di sini).
Menulis Tujuan Riset/Penelitian — Research Objective.
Bedanya Theoretical Framework dan Conceptual Framework: klik di sini.
Bagaimana caranya merumuskan tindak lanjut dalam sebuah Conceptual Framework?
- Tetapkan rencana Conceptual Framework atau Paradigma yang hendak dibangun.
- Tentukan variable-variable yang hendak diteliti.
- Pilih variable dependent dan variable antara (intervening variable).
- Arahkan tujuan studi (penelitian); ke mana penelitian itu hendak mengarah, mau mencari (mengetahui) apa?

Segera setelah Conceptual Framework dipastikan, langkah berikutnya adalah menentukan metode penelitian (research methods) yang mau dipakai yang paling baik (tepat) untuk menjawab ‘pertanyaan penelitian’ (definisi masalah) yang diajukan melalui framework tersebut.
Research design depends on the nature of the data to be analyzed. (See Philip Adu).
Quantitative data – when your thesis problem requires numerical measurements of traits, trends, characteristics or attributes of the subject matter. Analysis leads researcher to:
- depict what is typical and atypical among the data;
- show the degree of difference or relationship between two or more variables;
- determine the likelihood that the findings are real for the population as opposed to having occurred only by chance in the sample.
Qualitative data – when your thesis problem focuses on the meanings, perceptions, symbols or description of the subject matter. Here, analysis leads researcher to:
- observe behaviors, situations, interactions and environments;
- scrutinize these observations for patterns and categories;
- answer research questions based on what can be deduced from the findings.
Teori dan Format yang hendak dipakai:
Teori: adalah sejumlah constructs (konstruksi konsep kontstruksi) yang saling berhubungan, yang dibangun menjadi sebuah proposisi guna menunjukkan hubungan-hubungan (yang ada) pada variable-variable itu. Teori tersebut menjelaskan bagaimana (how) dan mengapa (why) variable-variable tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Format-format yang ada, termasuk:
- Sejumlah hipotesa;
- Sederetan pernyataan jika-maka (if-then statements);
- Model visual.
Teori yang Dipakai dalam Riset Kualitatif:
Di antara teori yang bisa dipakai, antara lain:
- Penjelasan panjang (a broad explanation);
- Pandangan teoritis (theoretical lens) atau perspective;
- Feminist Perspective (biasanya banyak di Barat);
- Diskursus yang dirasionalisasikan (Racialized discourse);
- Critical theory;
- Queer theory;
- Disability inquiry.
Bisa juga, meski jarang, pada akhirnya, menciptakan sebuah teori baru.
- Peneliti bisa juga memilih untuk tidak menggunakan teori dalam studi kualitatifnya. “Researcher may also choose not to employ theory in a qualitative study,” kata Professor Wylie Tidwell, III.
Logika Induktif pada Studi Kualitatif:
- Peneliti mengumpulkan informasi;
- Peneliti mengajukan pertanyaan terbuka (open-ended questions) pada para partisipan, atau mencatat hal-hal yang didapatkannya dari lapangan (field-notes);
- Peneliti menganalisa data untuk menciptakan tema-tema atau kategori-kategori;
- Mencari pola yang (lebih) menyeluruh (luas), melakukan penyamarataan (generalizations), atau teori=teori yang terkait dengan tema-tema atau kategori-kategori;
- Peneliti menyelesaikan masalah generalisasi tadi, atau teori-teori, dan membandingkannya dengan pengalaman sebelumnya dan (dengan) literatur.
The Inductive Logic of Research in a Qualitative Study:
Researcher gathers information ⇒ Researcher asks open-ended questions of participants or records field-notes ⇒ Researcher analyzes data to form themes or categories ⇒ Researcher looks for broad patterns, generalizations, or theories from themes or categories ⇒ Researcher poses generalizations, or theories, and compares to past experiences and literature.
Penggunaan Teori pada Metode Campuran (Kuantitatif dan Kualitatif): lazimnya di dalam studi campuran dapat:
- Termasuk teori yang disusun secara deduktif (theory testing);
- Termasuk teori yangdisusun secara induktif (an emerging pattern);
- Menggunakan kacamata teoritis (theoretical lens) atau perspektif untuk menuntun (guide) studi (penelitian) tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan pada Riset Kualitatif:
- Peneliti Kualitatif menghadapi pertanyaan-pertanyaan riset yang:
- Bukan merupakan tujuan (not objectives);
- Bukan merupakan hipotesa.
Dua Jenis Pertanyaan Riset Kualitatif yang jadi pokok tujuan sebuah studi:
- Central question (pertanyaan utama): pertanyaan secara umum (garis besar) yang dipakai untuk mempertanyakan sebuah penjelasan (exploration) tentang fenomena pokok (utama);
- Subquestions (pertanyaan tambahan): Sejumlah pertanyaan yang diajukan untuk mempersempit kepada fokus penelitian (focus of the study).
Menyusun Pertanyaan pada Riset Kualitatif: Ajukan satu atau dua pertanyaan utama (central questions) dan 5-7 pertanyaan tambahan (subquestions).
Pertanyaan-pertanyaan itu, sebaiknya:
- Berkaitan dengan central question dan strategi fokus utama (tujuan) studi;
- Mulailah dengan “apa” atau “bagaimana”;
- Fokus pada satu fenomena atau konsep;
- Gunakan kata kerja yang bertujuan menjelaskan (exploratory verbs), seperti ‘terangkan’, atau ‘gambarkan’. Misal: “Mohon gambarkan bagaimana proses promosi di tempat Anda”; atau “Bagaimana hubungan promosi dengan penjualan di perusahaan Anda?”
- Hindari kata-kata yang mengarahkan (directional words) seperti ‘dampak’ (affect), atau “impact“;
- Kembangkan selama (dalam proses) penelitian (studi);
- Awalnya tetaplah terbuka (open-ended) tanpa mengacu pada rujukan di literatur (Urusan penggunaan literatur baru disesuaikan setelahnya).
- Tetapkan dan batasi siapa saja partisipan yang ada (secara spesifik), dan (jika belum ditentukan sebelumnya) tetapkanlah lokasi (lapangan) di mana penelitian akan dilakukan.
A Script for Writing a Qualitative Central Question:
(How or What) is the (“story for” for narrative research; “meaning of” the phenomenon for phenomenology; “theory that explains the process of ” for grounded theory; “culture-sharing pattern” for ethnography; “issue” in the “case” for case study) of (central phenomenon) for (participants) at (research site).
Untuk Riset Kuantitatif, silakan rujuk pada literatur yang ada.