“Diamlah,” kata Oliver Stone

Wow, pidato 3 menit sutradara kenamaan, Oliver Stone, ini amat menyentuh. Juga dalam. Renungkan saja, apa yang dikatakan ayah Sean Stone ini dalam video berikut. (Stone bicara dalam forum penghargaan bagi para penulis, Writers Guild Awards di AS, tahun 2017 lalu.)

Oliver+Stone+2017+Writers+Guild+Awards
Oliver Stone dan Penghargaan Writers Guild Award, 2017

Seteleh mengkritik sistem yang dianut banyak orang (dan pemerintahan) di dunia, khususnya bagaimana pemerintah AS ‘merekayasa’ berbagai perang di dunia, Stone menyarankan agar semua pihak ‘pulang’ ke dalam diri mereka. Dan diam. Seolah mengingatkan kita pada Rumi, simaklah ringkasan yang dikatakan Stone ini:

“Sangat penting untuk memperhatikan, apabila Anda yakin dengan apa yang Anda katakan, sebenarnya Anda bisa membuat perubahan.

Temukan jalan untuk sendiri saja, dengan diri sendiri, mendengarlah dalam ‘sepi’, berusaha mendapatkan bukan apa yang diharapkan orang ramai agar Anda berhasil, tetapi dapatkan makna sebenarnya dari dalam (diri) mengenai apa arti hidup Anda di dunia.

Jangan sampai hati Anda, tetaplah berjuang untuk perdamaian, harga diri (integritas) dan mengatakan kebenaran.”

Continue reading “Diamlah,” kata Oliver Stone

Diamlah dan Dengarkan…

Menurut syair Rumi ini, makin banyak kita ‘diam’, semakin banyak kita bisa mendengar.

Kian kita ‘diam’ menahan diri, semakin banyak kita bisa mendengar.

Rumi - Diam
Semakin kita ‘diam’ menahan diri, makin banyak kita bisa mendengar.

Rupanya, Rumi bicara mengenai tafakur, kontemplasi — saat seseorang merenungkan dirinya, mencari jati diri, sehingga bisa ‘mendengarkan’ secara seksama, apa yang sebenarnya ada di sekeliling kita. Sehingga kita bisa menengarai tanda-tanda cinta Tuhan kepada makhluknya, ayat-ayat-Nya di alam semesta, dan terutama dalam ‘diri manusia’, yang merupakan ciptaan teragung-Nya.

Dalam maknanya, memang. Tetapi saya pikir, mengapa tidak mencari penjelasan filosofis tentang ‘diam’ itu, setidaknya secara singkat? Sehingga sampailah penelusuran kita pada filosof setingkat Ludwig Wittgenstein yang juga membahasnya. Continue reading Diamlah dan Dengarkan…

Ngeri… Mencari ilmu tapi Masuk Neraka

Waktu buka Twitter Ahad sore tadi, saya terpana pada sebuah twit yang ada di linimasa (time line) di situ. Begini bunyinya (setelah saya edit dari aslinya):

Nabi Muhammad SAW berkata: “Barang siapa yang mencari ilmu untuk empat tujuan ini, maka dia akan masuk neraka: (1) Untuk menyombongkan diri di depan ulama; (2) Guna pamer (menyombongkan diri) di hadapan orang-orang bodoh; (3) Untuk menarik perhatian khalayak, dan (4) Untuk menjilat para penguasa (umara).”

 

Continue reading Ngeri… Mencari ilmu tapi Masuk Neraka

Apa itu Rezeki?

REZEKI adalah kata yang maknanya lebih tinggi dari apa yang banyak disangka orang.

Tahukah kamu bahwa solat yg kamu laksanakan itu rezeki dari Allah, mengingat banyaknya orang tidak melaksanakan solat?

Zikir yg kamu baca pagi dan sore, adalah rezeki. Termasuk ketika kamu tidur lalu terbangun sendiri, juga merupakan rezeki, karena sebagian orang tidak bangun (lagi) saat itu.

Rezeki dan Kematian - Ali as
Dua hal yang selalu mengikuti setiap orang: rezeki dari Allah, dan kematian. (Imam Ali as)

Ketika kamu menghadapi cobaan, lalu Allah memberimu kesabaran, sehingga kamu menutup mata dari cobaan. Kesabaran itulah rezeki. Continue reading Apa itu Rezeki?

Kesulitan itu juga Nikmat

Saya mendapatkan tulisan berikut di WA grup WA. Singkat, tapi menarik sekali untuk kita share di sini.

Imam Ali: ‘Kesedihan tak datang bersama kita, dan tak ikut saat kita pergi.’

Seorang lelaki yang sedang dirundung kesedihan. Ia mendatangi Imam Ali bin Abithalib as, kemudian berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu karena aku sudah tidak mampu lagi menahan beban kesedihanku.

Jangan menggantungkan diri...
Jangan menggantungkan diri pada cinta sebab ia jarang ada, dan jangan menggantungkan diri pada manusia karena ia akan pergi; tetapi serahkan kepada Allah, karena Ia Maha Bisa dan Maha Berkuasa. (Imam Ali bin Abithalib as).

Imam menjawab, “Aku akan bertanya dua pertanyaan dan jawablah.”

– “Ya, tanyakanlah (apakah itu?)”
+ “Apakah engkau datang ke dunia bersama dengan masalah-masalah ini?” tanya Imam.
– “Tentu tidak”.
+ “Lalu apakah kau akan meninggalkan dunia dengan membawa masalah-masalah ini?” tanya Imam lagi.
– “Tidak juga,” jawabnya.

 

Continue reading Kesulitan itu juga Nikmat

Tentang Keyakinan, Harapan dan Cinta

  1. Hope Allah
    Pada-Nya, harapan tak pernah mati; pada-Nya, cinta tak pernah sirna.

    Suatu ketika seluruh penduduk desa memutuskan untuk melakukan Solat Minta Hujan. Pada hari dilaksanakannya solat, semua orang berkumpul di lapangan, tapi hanya seorang yg hadir dengan membawa payung. Itulah KEYAKINAN (IMAN atau faith).

  2. Ketika Anda melemparkan seorang bayi ke udara ia tertawa, sebab ia tahu bahwa Anda akan menangkapnya kembali. Itulah KEPERCAYAAN (trust).
  3. Setiap malam Anda tidur. Tak ada yang menjamin bahwa Anda pasti akan bangun lagi besok. Tapi Anda tetap memasang “alarm” untuk menggugah Anda. Itulah HARAPAN (hope).
  4. Kita merencanakan hal-hal besar, meski tidak punya sedikitpun pengetahuan tentang masa depan. Itulah KEPERCAYAAN DIRI (confidence).
  5. Kita menyaksikan banyak yg penderitaan di dunia, toh kita tetap menikah. Itulah CINTA.
  6. Seorang kakek mengenakan T-shirt bertuliskan, “Aku bukan berumur 61 tahun. Aku ini ABG 17 tahun dengan pengalaman 44 tahun.” Itulah SIKAP (attitude).

This slideshow requires JavaScript.

 

6 SHORT STORIES

  1. Once all villagers decided to pray for rain, on the day of prayer all the people gathered but only one boy came with an umbrella. That’s FAITH.
  2. When you throw a baby in the air, she laughs because she knows you will catch her. That’s TRUST.
  3. Every night we go to bed, without any assurance of being alive the next morning but still we set the alarms to wake up. That’s HOPE.
  4. We plan big things for tomorrow in spite of zero knowledge of the future. That’s CONFIDENCE.
  5. We see the world suffering, but still we get married.That’s LOVE
  6. On an Old Man’s shirt was written a cute sentence: ‘I Am Not 61 Years Old.., I Am Sweet Seventeen (17) with 44 years Experience.’ That’s ATTITUDE.

 

 

 

7 Nasihat Rumi

Tujuh (7) nasihat Maulana Rumi mengenai hidup ini menarik untuk menjadi pelajaran bagi kita:

Rumi 8
“Seninya mengetahui adalah memahami apa yang harus diabaikan.” – Rumi.

 

  1. Dalam urusan kedermawanan dan membantu orang lain, jadilah seperti SUNGAI: mengalirkan air secara terus menerus ke hilir. Jadi kebaikan Anda juga hendaknya selalu mengalir kepada orang lain, tanpa henti.
  2. Dalam kebaikan, kepedulian dan kemuliaan atau keindahan, jadilah bagai MATAHARI: selalu memberi kehangatan pada yang menerima sinarnya. Senantiasa berbuat baik, memikirkan orang lain, dan mengutamakan hubungan yang indah dan memuliakan orang lain.
  3. Dalam upaya menutupi kejelekan orang lain, jadilah seperti MALAM: gelap, menyebunyikan apa yang seharusnya (bisa) tampak di mata orang lain.  Artinya, kita tidak pernah mengungkapkan keburukan orang lain, dan justru menutupinya.
  4. Dalam urusan marah dan merugikan orang lain, berlakulah bagai ORANG MATI:  dingin, tak bergerak, diam.  Maknanya kita selalu  menahan amarah dan tindakan yang membahayakan orang lain.

    7 pesan Rumi - Maulana
    Tujuh pesan Rumi
  5. Dalam kesederhanaan dan kerendahan hati , jadilah bagai BUMI: berada di bawah, seolah menyediakan dirinya untuk ‘diinjak’ orang lain, dan selalu siap menumbuhkan apa-apa yang ditanam atasnya.
  6. Untuk urusan toleransi, berlakulah bagai LAUTAN: selalu siap menampung semua aliran sungai yang masuk bermuara kepadanya, luas sekali, dan siap menampung berbagai pendapat yang berbeda.
  7. Eksislah sebagaimana (apa) ADANYA, atau jadilah seperti yang tampak pada diri Anda: tidak munafiik,  atau berpura-pura; berlaku sesuai jati diri.
Baca juga 3 Resep Hidup Indah Kiwir (klik di sini).

 

 

Berikut ini aslinya dalam bahasa Inggris:

  1. In generosity and helping others, be like a river.
  2. In compassion and grace, be like sun.
  3. In concealing others’ faults, be like night.
  4. In anger and furry, be like dead.
  5. In modesty and humility, be like earth.
  6. In tolerance, be like a sea.
  7. Either exist as you are, or be as you look.

 

 

6 Benefits after Death – 6 Amal Sebelum Mati

Siapkan 6 Amal Sebelum Mati.

Para habaib yang terkenal di Indonesia ini adalah cucu Imam Ja'far Ash_shadiq (as): Amal Jariah.
Para habaib yang terkenal di Indonesia ini adalah cucu-cucu Imam Ja’far Ash_shadiq (as): Amal Jariah. Mereka dikenal masyarakatnya karena banyak bersedekah (nomor 5), punya anak2 yg saleh dan mendoakan (nomor 1), dan menjadi teladan dalam kebaikan (no.6). Sebagiannya juga menulis buku yang bermanfaat (nomor 2).

Imam Ja’far bin Muhammad Ash-Shadiq (as), menurut riwayat Abi Kahmas, mengatakan: Enam hal yang menguntungkan bagi seorang mukmin setelah kematiannya:

1. (Bila ia memiliki) anak yang memintakan ampunan kepada Allah untuk mengampuninya (sang orang tua).

2. Sebuah buku yang pernah ditulisnya.

3. Pohon yang pernah ditanamnya (karena pohon itu bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya, manusia, burung, dan sebagainya, dan lingkungannya).

Amal jariah dalam bentuk menanam pohon - salah satu tabungan sebelum meninggal.
Amal jariah dalam bentuk menanam pohon – salah satu tabungan sebelum meninggal.

4. Sebuah sumur (sumber air) yang pernah digalinya (airnya memberi manfaat bagi orang banyak). Catatan: pada jaman sekarang, boleh jadi amal yang serupa dengan ‘sumber air’ adalah membagikan ‘mesin pompa air’ kepada masyarakat miskin yang memerlukannya.
5. Sedekah yang pernah diberikannya.

6. Teladan perilaku (kebiasaan) baik yang kemudian dicontoh orang lain.

Abi Kahmas narrated that Imām Ja’far ibn Muhammad al-Sādiq (a.s.) said: Six things will benefit a believer after his death:

    1. A child who seeks Allāh for his forgiveness;
    2. A book which he has left behind;
    3. A tree which he has planted;
    4. A water well which he has dug up;
    5. Charity which he has established; and
    6. A good tradition from him which is acted on after him.”

    [Reference: Mishkat Ul-Anwar Fi Ghurar Al-Akhbar, Sec 3, Chp 11, H.790 ]

    Baca juga / Related articles: