Survei yang Dipalsukan – Catatan GM

PALSU

Goenawan Mohamad

 

Malam ini saya membaca satu pesan: menurut Gallup Poll yang disiarkan CNN, Prabowo – Hatta (“Prahara”) telah mengungguli Jokowi – Kalla (“Jk-JK”). Disebut “A 54% majority thinks Prabowo. Versus 41% Choosing Joko Widodo”. 

Berita ini disiarkan republika.online dan ada teman yang melihat TVOne juga memberitakannya.

Ternyata, sejumlah orang yang kritis dan teliti menemukan bahwa Gallup Poll itu memalsu hasil poll di AS menjelang kemenangan Obama, bertanggal 16 Juni 2008. Asal berita, “Princeton, N.J.” diganti jadi JAKARTA.

Jokowi dan Obama: data yang dipalsukan?
Jokowi dan Obama: data yang dipalsukan?

 

Nama OBAMA diganti dengan Prabowo. Nama McCAIN diganti dengan Joko Widodo.Tapi si pemalsu ceroboh. Di akhir paragraf kedua masih ada kalimat yang luput diganti: “independents join Prabowo in believing Obama will win.”  Continue reading Survei yang Dipalsukan – Catatan GM

9 Fitnah tentang Jokowi

Mendekati Hari-H Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 mendatang, makin ramai perbicangan mengenai kedua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden. Ada sekian banyak berita tidak benar atau fitnah mengenai Prabowo dan Hatta Rajasa. Begitu pula, banyak berita fitnah atau hoax yang beredar tentang Jokowi dan pasangannya, Muhammad Jusuf Kalla (JK).
Repotnya semua informasi yang menyesatkan itu, atau sering disebut sebagai Kampanye Hitam (Black Campaign), seringkali sulit dibendung, dan susah ditelusuri dari mana asalnya. Bisa dipastikan kedua kubu yang kini bertanding tidak ada yang akan mengakui bahwa sumber fitnah kepada lawannya berasal dari tim sukses mereka.
Tim Prabowo-Hatta pasti akan membantah bahwa segala berita bohong tentang Jokowi-JK datang dari tim mereka. Demikian pula, tim sukses Jokowi-JK juga pasti membantah bahwa berita hoax mengenai Prabowo-Hatta dibuat oleh tim mereka.
Jokowi dengan pakaian adat Jawa ala Pewayangan. (Foto: Syafiq Basri).
Jokowi dengan pakaian adat Jawa ala Pewayangan. (Foto: Syafiq Basri).

Continue reading 9 Fitnah tentang Jokowi

Kenapa Politisi Doyan Jual Kecap?

Mengapa politisi suka menjual ‘kecap nomor satu’ ? Seperti ketika perusahaan berpromosi, maka saat calon pemimpin berkampanye, biasanya mereka mengumbar janji dan membusungkan dada. Seolah mereka paling hebat sendiri. Sesungguhnya, kepuasan masyarakat tergantung pada kualitas kepercayaan, komitmen, dan integritas sang pemimpin atau brand. Di antara mereka kadang ada yang curang, demi kemenangan, sehingga lupa bahwa itu berarti kekalahan dalam jangka panjang.Tulisan ini mengulas soal kecap mengecap itu.

“Serahkan Jakarta Pada Ahlinya,” tulis spanduk yang bertebaran di ibukota. Entah sadar atau tidak, tim kampanye calon gubernur DKI saat itu sesungguhnya telah mengobral pernyataan. Klaim bahwa sang calon gubernur adalah ahli, pakar dalam mengurus ibukota yang pengap, riuh, macet dan banjir.

Fauzi Bowo: menjaga kualitas hubungan dengan pemilih

Klaim itu tentu saja terkesan arogan. Tapi begitulah kampanye politik. Ada dada yang dibusungkan di situ. Ada bangga diri. Ada ‘kecap nomor satu’. Semua calon gubernur, walikota atau pun calon presiden, menunjuk dirinya sebagai yang terbaik. Yang harus dipilih. Continue reading Kenapa Politisi Doyan Jual Kecap?