Wah… Kalimat ini Sebabkan Dosa Adam Diampuni


Setelah melakukan dosa di Surga, alkisah Nabi Adam as minta ampun kepada Tuhan. Tak banyak yang tahu, bahwa sesungguhnya Adam menyebutkan sebuah ‘kalimat’ yang disuruh Allah, agar taubatnya dikabulkan Sang Pencipta.

Apakah ‘kalimat’ itu?

Video singkat (sekitar 3 menit) ini menceritakannya (klik di sini, atau lihat di bawah).

Pada awalnya, di dalam video tersebut seorang ulama beken dari Universitas Al-Azhar Kairo, Syech Nadi Al-Badri, membahas adanya ayat 37 Surat Al-Baqarah berikut:

Fatalaqqo Adaamu min Rabbihi kalimaatin, fa taaba ‘alaihi, innahu huwa-at-tawwabu(n)-r-rahiim“.
Yang artinya, “Dan Adam menerima (pembelajaran) sebuah ‘kalimat’ dari Rabb-nya, dan Dia (Tuhan) pun mengampuni (mengabulkan taubat)-nya; sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Pemurah.” [Q.S.Al-Baqarah (2): 37 ].
"Kalimat' bagi Adam - Surat Al-Baqarah 37
“Kalimat’ bagi Adam – Surat Al-Baqarah 37

Cek video tersebut di sini:

 

Di ayat itu secara khusus disebutkan sebuah kata ‘kalimaat‘. Apakah yang dimaksud ‘kalimat’ dalam ayat itu?

Berikut ini ringkasan apa yang disampaikan Al-Badri dalam video tersebut:

Menurut Al-Badri, ketika mengulas ayat tersebut, para ahli tafsir Sunni (Ahlus Sunnah) seperti: Ibnu Katsir, As-Syaukani, Al-Fachrur-Razi, dan Al-Aluusi dalam kitab tafsirnya, “Ruuh al-Ma’ani”, semuanya, ketika membahas ayat tersebut, mereka semua ulama Ahlus Sunnah itu merujuk kepada hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ini:

“Wahai Ibnu Abbas, apakah maksud kata ‘kalimat’ yang diucapkan Adam saat ia meminta ampun dari Allah, sehingga Dia mengabulkan taubatnya?

Lalu Ibnu Abbas menyatakan, ‘tanyalah Rasul saw’.

Atas pertanyaan sahabatnya itu, Nabi saw pun menjawab begini: 

Tuhan memberi isyarat kepada Adam agar mengucapkan kalimat (tawassul) berikut ini supaya taubatnya diterima:

Allahumma bihaqqi Muhammadin wa ‘Aliyyin wa Faatimah wal Hasan wal Husain in-laa tubta ‘alayya, fataabAllahu ‘alaihi. 

(Artinya: Demi kebenaran / hak-nya Muhammad dan Ali dan Fatimah dan Hasan dan Husain, ampunilah saya).

Maka Allah mengampuninya, dan Dia bersabda: Yaa Aadam, bihaaulaa-i tawassal ilayya in kaanat laka ilayya haajah. [Wahai Adam, dengan (nama) mereka, bertawasullah engkau kepada-Ku pada saat engkau punya hajat terhadap-Ku…].

 

Dengan redaksi lain, Tuhan menyuruh Adam agar bertawasul dengan menyebut nama-nama itu ketika hendak minta suatu hajat kepada Allah. Jadi sebenarnya, menurut para mufassirin (ahli-ahli tafsir Qur’an) nama-nama mereka (Nabi saw, Imam Ali, Sayidah Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husain – ‘alaihimus salaam) sudah madzkur’ (disebut) sejak awal adanya penciptaan Adam as. Dengan demikian, itu adalah sebuah isyarat dari Tuhan tentang makam kemuliaan Maulana Amirul Mukminin Ali bin Abithalib as. Yakni bahwa beliau adalah Khalifah, Washiy (penerima Wasiat Nabi sawa), Pewaris, dan Imam bagi kaum Mukminin.

Syech Nadi Al-Badri.
Syech Nadi Al-Badri.

Kata Al-Badri lagi:

“Ada sebagian yang memaksakan bahwa itu semua adalah yang dilakukan orang-orang Syiah. Orang Syiah, kata mereka sebagaimana dikutip Al-Badri, bahwa orang-orang Syiah yang menjadikan Ali sebagai Imam, dan orang-orang Syiah yang mengatakan bahwa Allah-lah yang memberi nama Ali. Sebenarnya, bukanlah milik Syiah yang menetapkan (men-syariatkan) begitu. Sesungguhnya, tasyri’ (penetapan sebagai syariat) itu adalah penetapan (dari) Allah., dan kemudian dikemukakan oleh Rasulullah saw (sebagaimana hadis di atas) untuk seluruh umat Muslimin. Penyampaian Rasulullah saw itu bukan untuk sebagian umat, melainkan bagi semua umatnya, umat yang istijaabah (yang mengabulkan atau menerima pesan-pesan Nabi saw).” Sesungguhnya memang ada sikap ta’assub (fanatik buta) yang dimiliki oleh sebagian pembahas (ulama), atau qari’ (yang membaca Al-Qur’an), dan sebagainya. Mereka itu ta’assub kepada pemimpin agama atau ulama mereka sendiri, atau kepada mazhabnya saja, atau ta’assub pada pendapat yang ditinggalkan imam mereka sendiri (sehingga mereka tidak menerima ketentuan tersebut).

Ketika manusia datang pada Hari Akhir bersama Imam mereka - Q.S.Al-Israa' 71
Ketika manusia datang pada Hari Akhir bersama Imam mereka – Q.S.Al-Israa’ 71

Al-Badri kemudian menukil ayat, “Yauma nad’uu kulla unaasin bi imaamihim..” (ketika Aku panggil semua manusia bsma Imam mereka) – QS. 17 (Al-Israa’): 71, maka kita berharap kelak kita akan datang pada (Hari Kiamat itu) bersama Imam Ali as dan Imam Husain as.”

Dan kemudian beliau menutup tausiyahnya dengan solawat kepada Nabi saw — Allahumma solliy ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad.

Wallahua’lam.

Simak juga:
video pembahasan Syech Nadi Al-Badri mengenai Hadis Sahih Al-Ghadir yang diriwayatkan banyak perawi Hadis Ahlus Sunnah (Sunni) berikut ini:

One thought on “Wah… Kalimat ini Sebabkan Dosa Adam Diampuni

  1. Dek insan, apa anda yakin agama anda yang paling benar? Kalau anda penasaran anda tahajud tanya siapa tuhan yang sesungguhnya. Mudah-mudahan anda mendapat jawaban secepatnya. Ingat dek insan, anda sudah bau tanah. Ajal sebentar lagi menjemout anda. Bertobatlah!, kerajaan Allah sudah dekat.

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s