Bahaya Lidah dan Beberapa Perkara Akhlak


Tentang Bicara dan Penjagaan Lidah

He has created man: He has taught him speech (and intelligence) – (Al-Qur’an: Surat Ar-Rahman 3-4).

Di antara Hadis Nabi (SAW) tentang Lidah:

  • Yang paling banyak menyebabkan orang masuk surga adalah taqwa dan akhlak yang baik (good temper), dan yang paling banyak membawa orang ke neraka adalah dua lubang: mulut dan lubang kelamin.
  • Kepada sahabat Muadz bin Jabal, Nabi saw pernah mengatakan: “Adakah yang menjerumuskan orang ke neraka selain dari apa yang dihasilkan lidahnya (perkataan)?”
  • Al-Barra` ibn `Azib meriwayatkan bahwa, seseorang datang kepada Nabi Saw dan meminta beliau mengajarkan perkara yang bisa membawanya ke surga. Nabi saw berkata: “Memberi makan mereka yang lapar, memberi minum orang yang kehausan, mengajak orang untuk berbuat baik dan menjauhkan keburukan (amar ma’ruf dan nahi munkar). Jika kamu tidak mampu melakukan semuanya itu, cukup jaga lidahmu (hanya dengan berkata yang baik-baik).”
Kamu bisa mengkontrol perkataan sampai (sebelum) ia meluncur dalam bentuk ucapan; dan ketika ia telah terucapkan maka kamu berada di bawah kontrolnya. Oleh karena itu jagalah lidahmu sebagaimana kamu menjaga emas dan perakmu, karena seringkali ucapan dapat menghilangkan rakhmat dan mendatangkan hukuman. (Imam Ali).

Dari Imam Ali bin Abithalib (as):

  • Lidah itu bentuknya kecil, tetapi dosanya amat besar. (Its mass is small, but its sin is great).
  • Lidah itu bagai binatang buas. Bila ia terlepas (dibiarkan liar) maka akan membahayakan (melukai). The tongue is a beast that will cause an injury when unleashed.

Beberapa Perkara yang Mengkorupsi Lidah:

  • Berbuat sia-sia: Hadis Nabi saw: Tanda seorang mukmin adalah “tidak ikut campur perkara yang bukan urusannya.”
  • Over talking — bicara berlebihan. Sayidah Fatimah as berkata: “Yang paling disayangkan umatku yang menyalahgunakan nikmat adalah mereka yang makan terlalu banyak macam makanan, mengenakan terlalu banyak ragam pakaian, dan terlalu berlebihan dalam bicara.
  • Gossiping (ghibah): Jabir and Abu Saeed meriwayatkan bahwa Nabi saw mengatakan, jauhkan ghibah, karena ia lebih buruk dari berzina. Ada kalanya orang berbuat salah dan terlibat dalam perzinaan. Jika ia taubat Allah dapat mengampuninya, tetapi dosa akibat ghibahnya tidak akan diampuni kecuali korban gosip itu memaafkannya.
  • Arguing: Hadis Nabi saw: Seorang hamba tidak dapat beriman secara penuh kecuali ia meninggalkan bersilat-lidah (verbal arguments), meski ia benar.
  • Yang lain: Bicara buruk, menertawakan orang lain (making fun of others), sumpah palsu, dll.

Hak dan Kewajiban – dalam Keluarga

Hak Anak dari Orangtuanya:

Hadis-hadis Nabi saw:

  • Anak memiliki tiga (3) hak dari ayahnya: bahwa ia memberi nama yang baik, mengajarnya untuk membaca dan menulis, dan menikahkannya ketika telah dewasa.
  • Cintai dan sayangi anak-anakmu. Penuhi janji yang disampaikan pada mereka, karena anak-anak menganggap ayah mereka sebagai yang memberinya perlindungan.
  • Ciumlah anak-anakmua. Tingkatmu di surga akan ditinggikan sebagai balasan bagi setiap ciuman bagi mereka, setiap tingkat itu sepadan dengan 500 (lima ratus) tahun. (Makarim al-Akhlaq, p.220).

Imam Ali bin Abithalib (as): Mencium seorang anak adalah kasih-sayang; mencium seorang wanita (isteri) adalah nafsu; mencium orangtua adalah bakti, dan mencium saudara mukminmu adalah agama (tanda cinta sesama mukmin). — Kissing the child is mercy. Kissing the woman is desire. Kissing parents is worship, and kissing one’s believing brethren is religion

Imam Ali Zainal Abidin (as-Sajjad) menjelaskan beberapa hak anak dari orangtuanya:

  • Ayah harus ingat bahwa, anak adalah tanggungjawabnya, dan segala perbuatan baik buruknya menjadi kredit baginya.
  • Seorang ayah wajib membimbing anaknya untuk mentaati Allah, dan mendidiknya dengan baik.
  • Ayah akan memperoleh ganjaran dari perbuatan baik anaknya, dan hukuman atas perbuatan buruk sang anak. Oleh karenanya ia harus melakukan yang terbaik dalam mengurus dan membesarkan anak-anaknya.

Hak Ibu dari anaknya:

Banyak sekali hak ibu dari anaknya. Sebagian di antara yang telah kita ketahui adalah dua hadis Nabi saw berikut ini:

  • Surga ada di bawah telapak kaki ibu.
  • Ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu.

Hak Ayah dari anaknya:

Jangan gunakan tajamnya lidahmu pada ibu, yang mengajar kamu bicara.

Imam Ja’far As-Shadiq (as):  Berbuat “ihsan” lah pada mereka secara sebaik-baiknya, sehingga mereka tak perlu meminta darimu apa yang mereka butuhkan, bahkan meskipun mereka itu kaya.

Kata Imam Shadiq (as) lagi:

  • Adapun berkaitan dengan ayat, ketika salah seorang atau kedua orangtuamu mencapai usia tua… (Q.S. 17: 23), jika mereka mengecewakanmu, janganlah menghina mereka dan jangan membantah, dan jangan membalas bila mereka memukulmu. Lalu, jangan berkata ‘uffin’ dan jangan menghardik mereka (Q.S.17;23), itu artinya, bahkan bila mereka memukulmu, maka katakanlah dengan penuh hormat, ‘Semoga Allah mengampunimu.’
  • Dan berkaitan dengan kata-kata “wahfidh lahumaa” (Q.S. 17:24), bermakna, janganlah memandang langsung pada mereka kecuali dengan kasih sayang dan kesabaran, jangan tingikan suaramu di atas suara mereka, atau tanganmu di atas tangan mereka, dan jangan berjalan di depan mereka.
  • Semuanya itu berarti, kamu tidak boleh menyakiti mereka.
"Engkau dan (harta) milikmu adalah kepunyaan ayahmu." (Hadis riwayat Ibnu Majah dan Ahmad bin Hanbal).
Hormati kedua orangtuamu, maka anak-anakmu akan menghormatimu. (Imam Ali bin Abithalib as).

Berbuat baiklah kepada kedua orangtuamu… [Q.S. Bani Israil (17): 23]

Imam Muhammad Al- Bagir (as) mengatakan, ada tiga (3) perkara yang Allah tak mengizinkan seseorang meninggalkannya:

  1. Mengembalikan amanah kepada yang pemilik (yang berhak atasnya), tidak peduli apakah ia orang baik atau jahat.
  2. Memenuhi janji baik kepada orang baik ataupun tidak baik.
  3. Berbuat baik kepada kedua orang tua, tidak peduli apakah mereka baik atau jahat.

Imam Shadiq (as): Allah tidak akan menerima solat seseorang yang memandang orangtuanya dengan kebencian, walaupun orangtua itu tidak melaksanakan kewajiban mereka kepadanya.

Hak-hak Saudara, brothers, sisters

Hadis Nabi (SAW:

  • Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya. Ia tidak mendzaliminya, tidak mengabaikannya, dan tidak membiarkannya sendiri dalam kesulitan.
  • Tiga perbuatan paling mulia: berlaku adil, membantu saudaramu demi mendapatkan ridho Allah, dan selalu berzikir pada Allah dalam segala situasi.
  • Ada 30 hak seorang saudara dari saudaranya. Beberapa di antaranya adalah: ia mesti memaafkan kesalahannya, berbuat baik padanya ketika dalam kesulitan, menyimpan rahasianya, menerima permohonan maafnya, membela saudaranya ketika digosipkan di belakangnya, selalu menasihatinya, menjaga kawan-kawannya, dan lain-lain.

Saudara itu ada tiga (3) macam. Pertama adalah bagaikan kebutuhan gizi yang selalu kita butuhkan; kedua yang seperti penyakit, yakni mereka yang ahmaq (keras kepala), dan ketiga adalah bagaikan obat, yakni mereka yang bijak dan berfikir (intelligent) — dalam bahasa Arab disebut dengan ‘labib.” (Imam Shadiq a.s.)

Di antara sumber yang dipakai: Al-Qur’an Karim; dan buku “A Divine Perspective on Rights – a Commentary of Imam Sajjads Treatise of Rights,” karya Dr. Ali Peiravi dan Lisa Zaynab Morgan (dalam situs al-islam).

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s