Ini tips rahasia. Tapi tidak lagi menjadi rahasia bagi Vanessa van Edwards, yang banyak meneliti mengenai perilaku manusia.
Dijuluki sebagai investigator perilaku manusia (human behavior), penulis buku “Captivate: The Science of Succeeding with People” ini mengelola situs Science of People. Selain itu, motivator dan trainer wanita yang beberapa kali tampil di acara TED Talks ini mengurus laboratorum risetnya di Portland, Oregon (AS), tempat ia mempelajari perkara karisma, pengaruh (influence) dan kekuatan bahasa tubuh manusia.
Dia memberikan lima (5) tips agar orang menyukai kita. Video berdurasi sembilan menit ini menjelaskannya. Mengutip sebuah tulisan di Australia Journal of Psychology, menurut Vanessa, orang yang disukai orang lain biasanya akan mendapatkan (atau bertahan pada) pekerjaan, bukan karena kemampuan tekninal atau pun bakat mereka, tetapi karena faktor ‘disukai’ — “likability,” katanya.
Versi lain tulisan ini telah ditayangkan oleh Kompas.com pada 6 Januari 2022 melalui tautan berikut (klik di sini).

Mengapa begitu? Sebab, orang yang disukai orang lain (likable people) lazimnya lebih mudah diajak bekerjasama, asyik bila berada dalam tim (kelompok) yang sama, dan mudah mengajak orang lain kerja bareng.
“Likability merupakan penentu terpenting bagi kepopuleran seseorang dan penerimaan oleh orang lain dalam kelompok sosial orang dewasa. Hal itu lebih penting ketimbang kekayaan, status ataupun daya tarik fisik (ganteng, cantik),” kata John Kinnel yang dikutip Vanessa.
Saya meringkaskan lima tips yang dikemukakan Vanessa untuk Anda berikut ini:
Pertama. Berikan tanda (sinyal) bahwa, “Saya Menyukai Anda” — I like you. Menjadi disukai bukan sekadar ‘enak’ dirasakan, melainkan sebuah kebutuhan (need) bagi semua orang. Bahkan tokoh populer, para artis, orator (public speaker) pun membutuhkan orang yang menyukai mereka. Oleh karena itu, tunjukkan sikap bahwa Anda menyukai orang itu, karena dampaknya orang itu akan balik menyukai Anda. Jangan mengira bahwa secara otomatis orang tahu bahwa Anda menyukainya. Tetapi berikanlah sinyal bahwa Anda menyukainya, jangan menyembunyikannya. Jika Anda tidak menunjukkan bahwa Anda menyukai seseorang, maka orang itu akan menganggap Anda tidak suka padanya. Sebab, orang takut ditolak, merasa rejected. Oleh karena itu, berikan tanda-tanda (sinyal) bahwa Anda menyukainya.
Kedua. Kita Menyukai orang yang Suka pada Kita. Jika Anda suka pada lebih banyak orang, maka akan ada lebih banyak orang yang menyukai Anda. Secara saintifik diketahui bahwa orang takut jika tidak disukai (ditolak) orang lain. Sebab rumusnya adalah, “kita akan suka pada orang yang menyukai kita.” Manusia memang unik: ketika (pada saat) seseorang mengetahui bahwa ada seorang lain menyukainya, maka dia pun akan menyukainya. Dari studi yang ada, kata Vanessa, siswa-siswa yang paling populer di sekolah biasanya menyukai banyak orang, sehingga mereka juga disukai orang banyak.

Ketiga: gunakan “Dampak Saling Suka karena Kesamaan” (the Similarity Attraction Effect). Kembali kepada butir sebelumnya, orang suka pada mereka yang menyukainya. Kita menyukai orang yang sama atau serupa dengan kita, punya minat yang sama, tampil serupa dengan kita, dan sebagainya. Lalu, pakailah hal tersebut pada langkah berikutnya di bawah.
Ke-empat: Cari dan tunjukkan kesamaan dengan orang lain. Segera setelah mengetahui adanya hal yang sama dengan orang lain, tunjukkan hal itu padanya. Jangan biarkan kesamaan itu lewat begitu saja. Suguhkan kesamaan Anda dengan orang itu, bisa dalam bentuk yang sederhana, misalnya sama-sama menyukai menu makanan tertentu, sama-sama mengenal tuan rumah acara yang Anda hadiri, pernah merasakan kesedihan serupa, menyukai film atau lagu yang sama, atau sama-sama lulusan sekolah tertentu, dan sebagainya.
Kelima, bersikaplah apa adanya. Be real, kata Vanessa, jangan berpura-pura, atau menjadi Drama Queen atau Drama King. Riset dari UCLA meneliti 500 kata sifat (adjectives) berdasarkan perannya pada likability. Hasilnya menunjukkan bahwa adjectives itu tidak berhubungan dengan apakah seseorang itu bersifat (tampak) pintar (smart), menarik secara fisik (attractive), atau suka ‘ceplas-ceplos’ (extrovert), melainkan sangat berkaitan dengan tiga sikap (sifat) berikut: ketulusan (sincerity), terbuka (transparency), dan kemampuan (niat) untuk mau memahami (capacity for understanding). Maka, langkah yang bisa dilakukan adalah: kenali diri sendiri. Bersikap apa adanya dalam berpendapat, memiliki hobi dan nilai-nilai mulia dan berpeganglah terus kepadanya. Jadikan priotitas untuk mengetahui apa yang selalu menarik bagi kita, bacalah lebih banyak buku dan tingkatkan wawasan kita. Kemudian, sampaikan apa-apa yang Anda sukai itu pada orang lain yang kiranya memiliki kesamaan dengan kita.
Satu tahap sebelum semuanya itu dan merupakan hal penting, kata Vanessa, adalah sukai diri sendiri — like yourself. Jika Anda tidak senang pada diri sendiri, sulit rasanya mengharapkan orang lain menyukai kita.