Ketika Allah menyifati Rembulan (qamar), Dia menyebutnya dgn “Muniiran” atau yang “Memantulkan Cahaya”. Dan ketika Allah menyebut sifat Matahari, ia dikatakan sebagai Siraajan wahhaajan, atau “Sinar yang menerangi”.
Tapi ketika Allah menyebutkan sifat Nabi saw, beliau (Rasulullah saw) digambarkan sebagai memiliki gabungan keduanya: Siraajan dan Muniiran.
Siraaj atau Siraajan, bagai matahari (sinar yg menerangi), dan sekaligus Muniiran bagai rembulan (yang memantulkan cahaya).
Penggabungan kedua sifat itu merefleksikan sifat Jamaliyah (keindahan) dan Jalaliyah (kedigdayaan) Allah SWT.
Maka sempurnalah Dhiya‘ (pantulan sinar) itu oleh adanya Nuur (cahaya), sehingga teranglah seluruh alam semesta.
Mari bersolawat kepada beliau, karena ia (Rasulullah saw) merupakan cahaya yg memberi petunjuk…(‘Nuur Al_Huda‘).
Allahumma solliy ‘alaa Sayidina Muhammad wa’alaa aali Sayidina Muhammad.