Pada sebuah ceramah, Ustadz Muhammad Binsyechbubakar menceritakan tentang Imam Ali Zainal Abidin as (yang dikenal dengan gelaran As-Sajjaad, ahli bersujud). Alkisah, kata Ustadz, seorang murid As-Sajjaad mengeluh kepadanya mengenai kehidupan, dan meminta nasihat beliau.
- Lihat catatan lama serupa ini dalam tulisan lain blog ini (klik di sini).

Menanggapi hal itu, beliau menjelaskan yang kurang lebih begini redaksinya: “Kasihan anak Adam (kita-kita ini maksudnya), karena setiap hari selalu menghadapi tiga (3) musibah. Tetapi kalau saja kita mengambil satu di antaranya sebagai pelajaran, maka kita akan melihat seluruh musibah itu ‘ringan’.”
Doa Imam Zainal Abidin (as) saat memohon hajat kepada Allah SWT (video 6 menitan, dengan suara yang indah):
- Setiap hari umur anak Adam berkurang. Seandainya yang berkurang itu hartanya pasti ia sedih dan susah, sementara harta itu bisa diganti. Sedangkan umur tidak pernah kembali. Ini, kata Ustadz, mengingatkan kita pada yang dikatakan kakek Zainal Abidin as, yakni Imam Ali bin Abithalib as, bahwa, ”Setiap nafasmu adalah langkahmu menuju kuburan.”
- Mereka itu setiap hari mendapatkan rezeki dari Allah. Jika rezeki itu halal, maka hal itu akan dimintai pertanggung-jawabannya oleh Allah SWT; sedangkan jika yang diperolehnya itu haram maka ada sanksi (hukuman) yang amat berat. Lalu sang ustadz menukas hadis Nabi saw berikut ini: “Salah satu pertanyaan di Hari Kiamat adalah, ‘dari mana engkau peroleh harta itu dan ke mana engkau infaqkan?” Di saat lain, beliau SAW mengatakan, “Sungguh beruntung siapa yang menyimpan kelebihan bicaranya, dan mengeluarkan kelebihan hartanya.” Maksudnya, jangan biarkan lidah, sang sumber dosa bagi manusia, menjadi liar, banyak bicara, menggunjing, membual, bikin janji palsu, dan sebagainya — karena ia bisa mengancam kita tergiring ke neraka; tetapi kalau mau baik, keluarkanlah kelebihan harta lewat sedekah, dan sebagainya.
- Yang ketiga, lebih besar dari yang pertama dan kedua, kata As-Sajjaad as, adalah bahwa, setiap hari yang kita lewati berarti merupakan perjalanan mendekat kepada akhirat, sementara kita tidak tahu (tidak ada jaminan) apakah kelak akan menuju surga atau neraka. Makin hari semakin dekat ‘kampung abadi’ yang bakal kita datangi; dan otomatis umur kita kian pendek. Itu sebabnya, kata As-Sajjad, ‘yang paling besar (tua) seseorang adalah saat dia dilahirkan ibunya’.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Doa-doa Ahli Sujud — dari bagian lain blog ini.
- Tiga (3) Perbuatan Sebelum Mati.