Diam-diam kawan kita Bung Kiwir ternyata orang yang bijaksana. Ia punya resep singkat yang menarik, bila kita ingin hidup tenang dan selalu bahagia. Ini di antara resep Kiwir itu:
- Awalnya adalah mengukuhkan niat, bahwa semua perbuatan kita lakukan karena (untuk mendekatkan diri kepada) Allah; bangun tidur, berolahraga, bekerja, solat, berdoa, sekolah, berhubungan dengan teman atau suami-isteri, mengunjungi orangtua, dan sebagainya — semua hanya untuk Allah, hanya demi mendekatkan diri kepada-Nya, bukan karena menuruti “ego” kita. ‘Keluarlah dari ‘rumah’-mu, kata Rumi.
Tujuh pesan Rumi - Perbaiki niat di atas setiap waktu: secara periodik, setiap pekan, atau jika mungkin setiap hari, perbaiki niat baik tadi. Jika perlu bicaralah kepada diri sendiri, kepada tangan, dan kaki, “Wahai kaki, engkau ini aku ajak melangkah mengunjungi kawan yang sedang sakit, demi mendekatkan diri kepada (karena) Allah semata.“
- Camkan: Segala sesuatu meski tampak buruk, pasti ada baiknya. Sebuah kejadian yang baru saja berlangsung boleh jadi tampak jelek, mengecewakan atau menyedihkan. Tetapi, bila direnungkan lebih dalam, sesungguhnya di balik kejadian itu pasti ada kebaikan di dalamnya; cuma kita saja yang belum tahu mengenai kebaikan itu, sampai nanti tiba saatnya baru kita ‘ngeh‘ bahwa ternyata peristiwa buruk tempo hari itu rupanya dimaksudkan Tuhan agar kita ‘selamat’ dari sebuah keburukan yang lebih parah.
- Pelajari tujuh (7) nasihat Maulana Rumi mengenai hidup (lihat gambar di atas), yang ringkasnya berbunyi begini:
- In generosity and helping others, be like a river.
- In compassion and grace, be like sun.
- In concealing others’ faults, be like night.
- In anger and furry, be like dead.
- In modesty and humility, be like earth.
- In tolerance, be like a sea.
- either exist as you are, or be as you look.
Untuk tujuh nasihat Rumi itu, ada terjemahan bahasa Indonesianya di sini.