PIG 05049
Saya tidak tahu dengan Anda, tetapi saya amat terkejut ketika melihat video wanita cantik ini. Namanya Christien Meindertsma. Ia seorang peneliti asal Belanda, yang melakukan riset selama tiga tahun mengenai berbagai produk yang dihasilkan dari seekor babi.
Tidak disangka, Christien menunjukkan bahwa Babi (Pig) nomor 05049 yang ditelisik perjalanannya menghasilkan 185 jenis produk, termasuk peluru, beberapa jenis obat, kertas (bahan) foto, katup jantung buatan (heart valves), permen karet, ubin porselen (porcelain), berbagai produk kosmetik, rokok, peluru, materi rem (brakes) kereta, conditioner dan bahkan ‘bio diesel’.
Mungkin aneh bagi kita, bahwa belakangan buku “PIG 05049” yang ditulis Christien itu belakangan memenangkan salah satu penghargaan Index Award tahun 2009.
Semoga ini tidak ada di Indonesia, tetapi hasil penelitian Christien itu bisa membuat umat Islam ngeri, karena siapa tahu, meski tidak makan dagingnya, tanpa sengaja sebenarnya kita menggunakan produk-produk dari babi itu. Selama tiga tahun penelitiannya, Christien mengikuti apa yang terjadi pada babi yang diberinya kode angka “05049” itu: ke mana hewan itu dibawa, disembelih, lalu dikuliti, diambil isi jeroannya, apa yang dilakukan terhadap dagingnya (selain dibuat steak), apa yang terjadi pada jeroan dan tulang belulang serta kulit babi itu, dan seterusnya.
Lihat daftar kode makanan yang berasal dari hewan dalam tautan situs ini (klik di sini).
Cerita Christien itu kemudian ditampilkannya melalui performance di depan khalayak yang hadir pada acara TED Talks. Meski talk itu terjadi pada tahun 2010 lalu, kiranya kisah binatang yang haram bagi umat Islam itu tetap relevan untuk kita ketahui saat kapan pun.

[Silakan klik pidato Christien di TED Talks ini, dan yang ini adalah situs tentang buku PIG 05049 karya Christien (klik di sini) ]
Christien Meindertsma explores the life of products and raw materials. For her first book, Checked Baggage (2004), Christien purchased a container filled with a week’s worth of objects confiscated at security checkpoints in Schiphol Airport after 9/11. She meticulously categorized all 3267 items and photographed them on a white seamless background. Christien’s second book, PIG 05049 (2007), is an extensive collection of photographic images that documents an astounding array of products that different parts of an anonymous pig called 05049 could support. With this book, Christien reveals lines that link raw materials with producers, products and consumers that have become so invisible in an increasingly globalized world.

Ini di antara yang disampaikan Christien dalam acara Ted Talks di Oxford, Inggris, pada Juli 2010 itu:
“Di negeri Belanda, yang jumlah penduduknya sekitar 16 juta orang, terdapat 12 juta ekor babi. Itu yang dikatakan Christien pada tahun 2010 lalu. Orang Belanda tidak dapat memakan habis semua babi ini. “Mereka makan sekitar sepertiganya, dan sisanya diekspor ke berbagai negara di Eropa (terutama Inggris dan Jerman) dan penjuru dunia lainnya,” kata Christien.
Yang membuat Christien penasaran, katanya, karena berdasarkan sejarah, seluruh bagian tubuh babi akan digunakan jadi tidak ada yang dibuang. Sehingga ia menghabiskan sekitar tiga tahun untuk menelitinya.
“Saya mengikuti perjalanan babi ini babi bernomor “05049” sampai akhir dan produk-produk apa yang dihasilkannya. Dan pada tahun-tahun itu, saya bertemu berbagai macam orang, seperti, peternak dan tukang daging… Namun saya juga bertemu pembuat cetakan aluminium, pembuat amunisi dan segala jenis pekerjaan. Dan apa yang mengejutkan saya adalah para peternak sebenarnya tidak tahu benda apa saja yang dibuat dari babi-babi mereka, namun para konsumen — seperti kita — juga tidak tahu keberadaan babi di semua produk-produk ini,” tambahnya.
Ringkasnya, Christien kemudian mengambil hasil penelitiannya, lalu membuatnya menjadi buku (katalog) produk-produk dari babi, yang terdiri dari tujuh bab: kulit, tulang, daging, organ dalam, darah, lemak, dan yang lainnya.
Christien menyatakan bahwa, sebenarnya banyak orang sering bertemu dengan bagian dari babi ini setiap hari (tetapi mereka tidak menyadarinya). Ia kemudian menunjukkan beberapa gambar di dalam bukunya itu, dan mengatakan:
“Anda mungkin mengawali hari dengan mandi. Di dalam sabun, asam lemak dibuat dari rebusan lemak tulang babi yang digunakan sebagai bahan pengeras, juga memberikan efek warna seperti mutiara.Lalu jika anda melihat di sekitar kamar mandi, anda menjumpai banyak produk lain seperti shampo, conditioner, krim anti kerut, losion tubuh, dan juga pasta gigi. Sehingga sebelum sarapan anda sudah bertemu babi berkali-kali. Lalu, sewaktu sarapan, bagian babi yang bersama anda, adalah bulunya, atau protein dari bulu babi yang digunakan sebagai pengembang adonan (dalam roti). Itulah yang dikatakan oleh produsennya, “pengembang”. Anda tahu, tentu saja di mentega rendah lemak, atau di banyak produk rendah lemak lainnya saat anda mengurangi lemaknya, sebenarnya rasa dan teksturnya akan hilang. Sehingga yang mereka lakukan adalah mereka memasukkan kembali gelatin untuk menjaga teksturnya.”

Berikutnya, ini yang dikatakan Christien dalam video itu (huruf tebal dari saya – SB):
“Saat anda pergi bekerja, di jalanan atau di bawah gedung-gedung yang anda lihat mungkin anda menjumpai ubin-ubin beton, yang merupakan beton yang sangat ringan yang sebenarnya memiliki protein dari tulang dan seutuhnya dapat digunakan kembali. Pada rem kereta api, setidaknya kereta api buatan Jerman, ada bagian dari remnya yang terbuat dari abu tulang. Dan di kue keju (cheese cake) dan berbagai jenis makanan penutup seperti mousse coklat, tiramisu, puding vanila, semua yang ada di dalam pendingin di supermarket, mengandung gelatin untuk membuatnya tampak bagus. Porselin berbahan tulang dari Cina — inilah ‘klasik‘ yang sesungguhnya. Tentu saja, tulang di dalam porselin ini membuatnya tembus cahaya dan juga kuat, sehingga dapat berbentuk bagus seperti ini, seperti rusa ini.
Dalam dekorasi interior, babi sebenarnya juga ada. Ada yang digunakan di dalam cat untuk tekstur dan kilauannya. Pada amplas, “lem tulang” sebenarnya adalah perekat dari butiran pasir dan kertasnya. Dan juga pada kuas untuk mengecat, bulu babi digunakan karena tampaknya bulu itu sangat cocok untuk membuat kuas karena sifatnya yang keras.”
Christien kemudian menunjukkan daging bistik (steak). Begini katanya: “Ini adalah daging sapi namun apa yang terjadi saat anda menyembelih sapi —paling tidak di pabrik-pabrik peternakan — ada potongan-potongan kecil dari bistik yang tertinggal, namun tidak dapat dijual sebagai bistik, sehingga mereka merekatkan potongan-potongan ini bersama dengan fibrin dari darah babi menjadi sosis yang sangat besar ini, lalu membekukan sosis ini, memotongnya kecil-kecil dan kemudian menjualnya lagi sebagai bistik. Hal yang sama sebenarnya juga dilakukan dengan tuna dan kerang. Lalu, anda mungkin minum bir bersama bistik. Dalam proses pembuatannya, ada banyak benda yang membuat bir menjadi keruh dan untuk menghilangkan kekeruhan ini, yang dilakukan oleh beberapa perusahaan adalah mengalirkan bir ini melalui samacam saringan gelatin untuk menghilangkan kekeruhan itu. Dan hal ini juga sebenarnya dilakukan dalam pembuatan anggur dan jus buah.
Ada sebuah perusahaan di Yunani yang memproduksi rokok yang mengandung hemoglobin babi pada filternya. Dan menurut mereka, seolah-olah ada ‘paru-paru buatan’ pada filternya. Jadi, sebenarnya ini adalah ‘rokok yang sehat’. (Penonton pun tertawa mendengar pernyataan Christien…)
Kolagen suntik — atau sejak tahun 70-an, kolagen dari babi — telah digunakan untuk menyuntik kerutan-kerutan. Alasannya adalah babi sebenarnya cukup dekat dengan manusia, sehingga kolagennya juga cukup dekat.
Baiklah, ini pasti hal teraneh yang saya temukan. Ini adalah peluru dari perusahaan amunisi yang sangat besar di Amerika. Dan saat saya membuat buku ini, saya menghubungi produsen produk ini, karena saya ingin mereka mengirimkan contoh asli dan model yang asli. Jadi saya mengirim email kepada perusahaan itu dan berkata, “Halo. Saya Christien. Saya melakukan penelitian ini. Bisakah anda mengirimkan saya sebutir peluru?” (Penonton tertawa mendengar itu). Saya tidak mengira mereka akan membalas email saya. Namun mereka menjawab, dan berkata, “Terima kasih atas email anda. Kisah yang menarik. Apakah anda memiliki hubungan dengan pemerintah Belanda?” Saya rasa hal itu sangat aneh, seolah pemerintah Belanda pernah mengirim email.
Lalu, hal yang paling indah yang saya temukan adalah katup jantung (buatan). Ini sebenarnya benda berteknologi rendah namun juga berteknologi tinggi pada waktu yang bersamaan. Teknologi rendah karena sebenarnya ini adalah katup jantung babi yang ditempelkan pada benda berteknologi tinggi yaitu bingkai logam ini. Dan yang terjadi adalah benda ini dapat dicangkokkan pada jantung manusia tanpa operasi terbuka. Dan saat benda ini berada pada tempat yang tepat mereka melepas selubung luarnya, dan katup jantung ini, berbentuk seperti ini, dan seketika itu juga jantung itu mulai berdetak. Ini benar-benar saat yang ajaib.
Sebenarnya (pembuatan katup jantung) ini dilakukan oleh perusahaan Belanda. Sehingga saya meneleponnya dan bertanya, ‘Bolehkah saya meminjam katup jantung dari Anda?’ Dan pembuat benda ini sangat antusias. Lalu mereka berkata, ‘Baik, kami akan menaruhnya di dalam toples dengan formalin untuk anda, dan anda dapat meminjamnya.’ Bagus. Lalu tidak ada kabar apa-apa dari mereka selama berminggu-minggu,sehingga saya menelepon dan bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan katup jantungnya?’ Dan mereka berkata, ‘Direktur perusahaan ini memutuskan untuk tidak meminjamkannya karena dia tidak ingin produknya dihubung-hubungkan dengan babi.’
Baiklah, produk terakhir dari buku ini yang akan saya tunjukkan adalah energi terbarukan —sebenarnya, untuk menunjukkan bahwa pertanyaan pertama saya jika babi akan digunakan sampai potongan terakhir, benar. Ternyata benar, karena semua bagian babi yang tidak dapat digunakan untuk hal lain digunakan sebagai bahan bakar yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan.”
Kesimpulannya, Christien mengatakan bahwa, selain menemukan 185 produk, hal lain yang ditunjukkan dari penelitian ini, adalah bahwa, “Sebenarnya kita tidak tahu apa bahan pembuat dari produk-produk di sekitar kita.”
PRODUK HALAL
Beruntung masih banyak produk yang halal, dan tidak berkaitan dengan babi atau pun anasir yang berasal dari babi. Berikut ini di antara situs yang memberikan penjelasan mengenai food additives (pengaya makanan) yang halal dan haram, untuk Anda pelajari lebih jauh.
- Daftar Nomor Makanan dari Muslim Consumer Good: klik di sini.
- Manajemen Makanan Halal di Indonesia — dari situs IPB
Ringkasan beberapa angka produk halal dan haram, di antaranya adalah:
- Daftar Pengaya Makanan (Food Additives) yang biasanya Haram: Baik yang diawali dengan huruf “E” di depannya, atau pun tidak diawali dengan huruf E”: 120,140, 141, 160[a], 161, 252,300,301,422, 430, 431, 433, 435, 436, 441,470,471(*Berasal dari Hewan), 472[a], 472[b], 472[c], 472[d], 472[e], 473, 474, 475, 476,477, 478, 481, 482, 483, 491, 492,493, 494, 542, 570, 572, 631, 635, 920. (Catatan: ada juga *471 yang berasal dari tumbuhan, seperti kedelai (soya), dan dikatakan sebagai ‘halal’).
- Daftar Pengaya Makanan yang diragukan (atau kemungkinannya haram, alias syubhah, atau masybuh): 100, E110, E120, E153, E210, E213, E214, E216, E234, E256, E270, E280. E325, E326, E327, E334, E335, E336, E337.E432, E433, E434, E440, E470, E472, E495 E904.
Untuk kedua daftar di atas, sumbernya adalah tautan Wikipedia berikut (klik di sini).