Syukur ada Husein Mutahar


Mari mengheningkan cipta, dan bersyukur sambil melantunkan pujian kepada Tuhan lewat himne “Syukur” ini.

Setiap tahun kita mengenang jasa-jasa Pahlawan yang membawa kita semua bisa menikmati Kemerdekaan sebagai bangsa. Salah seorang yang berjasa, dan mungkin kurang kita kenal adalah Husein Mutahar. Pendiri Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dan mantan Dubes di Vatikan itu lahir di Semarang pada 5 Agustus 1916, dan wafat di Jakarta pada 9 Juni 2004 (dalam usia 88 tahun).

Husein Mutahar: Syukur
Husein Mutahar: Syukur

Husein Mutahar, yang biasa dipanggil Pak Mut, itu adalah seorang yang berjasa besar dalam menyelamatkan Bendera Pusaka kita.

Sejarah mencatat bahwa Bendera Pusaka untuk pertama kali berkibar secara resmi pada Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.

Pada 4 Januari 1946, karena aksi teror yang dilakukan Belanda semakin meningkat, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Bung Hatta dengan menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta. Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam koper pribadi Soekarno. Selanjutnya, ibukota dipindahkan ke Yogyakarta.

Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresi kedua. Presiden, wakil presiden dan beberapa pejabat tinggi Indonesia akhirnya ditawan Belanda. Namun, pada saat-saat genting ketika Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung Belanda, Soe­karno sempat memanggil Mayor M. Husein Mutahar yang waktu itu merupakan salah satu ajudannya. Husein ditugaskan untuk untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. Penyelamatan Bendera Pusaka ini merupakan salah satu bagian heroik dari sejarah tetap berkibarnya Sang Merah Putih di persada Nusantara.

Baca kisahnya tentang Bendera Pusaka itu di tautan berikut (klik di sini).

Lelaki yang menguasai enam bahasa itu dikenal sebagai komponis musik Indonesia, khususnya untuk kategori lagu kebangsaan dan lagu anak-anak. Seorang keturunan Sayid — artinya darah leluhurnya bertalian hingga Nabi Muhammad saw — Husein Mutahar adalah orang yang sederhana, tapi cerdas dan sangat kreatif.

Dikenal sangat anti komunis, Husein merupakan salah seorang pencetus gerakan Pandu Rakyat Indonesia yang kemudian menjadi Gerakan Pramuka Indonesia.

Tribut Paskibraka untuk Husein Mutahar
Tribut Paskibraka untuk Husein Mutahar

Himne ‘Syukur‘ yang ditulis Husein pertama kali diperkenalkan pada Januari 1945. Selain itu, ia juga menulis mars Hari Merdeka (1946). Karya terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku , menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia. Lagu anak-anak ciptaan Husein, antara lain: “Gembira”, “Tepuk Tangan Silang-silang”, “Mari Tepuk”, “Slamatlah”, “Jangan Putus Asa”, “Saat Berpisah”, dan “Hymne Pramuka“.

  • Dari yakinku teguh, Hati ikhlasku penuh, Akan karuniamu
  • Tanah air pusaka, Indonesia merdeka, Syukur aku sembahkan, Kehadiratmu Tuhan
  • Dari yakinku teguh, Hati ikhlasku penuh, Akan karuniamu
  • Tanah air pusaka, Indonesia merdeka, Syukur aku sembahkan,Kehadiratmu Tuhan
  • Dan seterusnya…

Simak pula lagu Syukur yang dinyanyikan Rossa ini.

Pada tahun 1967, sebagai direktur jenderal urusan pemuda dan Pramuka, Departemen (kini Kementerian) Pendidikan dan Kebudayaan, Husein diminta Presiden Soeharto untuk menyusun tata cara pengibaran Bendera Pusaka. Sejak itu, tata cara pengibaran Bendera Pusaka yang disusunnya itu menjadi format resmi upacara Peringatan Hari Kemerdekaan di Indonesia.

2 thoughts on “Syukur ada Husein Mutahar

  1. maap, kayaknya gbrnya salah tuh..husein muthahar itu hidungnya lebih tipis (dilihat dari depan) dan lbh mancung, matanya agak cekung, pipinya juga tidak lebar dan terlihat berwajah keturunan arab

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s