Sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ali as, disebutkan bahwa Nabi SAW berpesan bahwa:
‘Agar setiap hari umatnya mensyukuri empat (4) nikmat ini. Sebab, jika tidak disyukuri setiap hari, maka beliau takut nikmat-nikmat yg lain akan Allah cabut dari kita’.
Mensyukuri nikmat itu, antara lain dengan pengucapan kalimat “hamdalah” (puji-syukur) seperti ini:
1. Syukur pada Gusti Allah, Yang Memperkenalkan diri-Nya kepadaku, dan tidak membuat hatiku ‘buta’.
الحمد لله الذي عرفني نفسه ولم يجعلني عميان القلب
Betapa itu sebuah nikmat besar. Sekiranya kita tidak mengenal Tuhan, maka tentu hidup ini akan hampa, manusia hanya menjadi seperti hewan, atau bahkan ‘robot’, bisa bergerak, ke sana ke mari, tetapi tidak tahu tujuan hidupnya, tidak mengerti benar dan salah, dan tidak kenal baik dan buruk.

2. Puji bagi Allah Yang menjadikan aku umat Muhammad SAW.
الحمد لله الذي جعلني من أمتي محمد (ص
Adalah sebuah kenimatan luar biasa bahwa seseorang bisa menjadi umat Nabi terakhir, Al-Mustafa Muhammad (SAW). Setelah mengenal Tuhan, maka pengenalan kepada Rasulullah (SAW) dan menjadi umat beliau menjadikan seorang hamba berada di dalam rakhmat Allah selalu. Dan itu adalah nikmat luar biasa, yang wajib disyukuri.
3. Alhamdulillah, Yang Menjadikan rizkiku ada di “tangan”-Nya, dan tidak berada di tangan manusia.
الحمد لله الذي جعل رزقي في يديه ولم يجعل رزقي في أيدى الناس.
Bayangkan bila rizki (rejeki) kita berada di tangan manusia, yang kikir, pelit, yang penuh perhitungan, yang saat memberi sedikit saja sudah mengharapkan balasan yang lebih besar. Sedangkan Tuhan SWT memberi rejekinya kepada semua makhluk, baik diminta atau pun tidak diminta. Rejeki-Nya tak pernah salah alamat. Dengan sedikit amal-ibadah yang dilakukan manusia saja pun Tuhan telah bermurah hati memberi sangat banyak, apatah lagi bila amal itu dilakukan secara ikhlas. Dalam berbagai ayat, Tuhan menjanjikan penggantian perbuatan kita berkali lipat, mulai dari sepuluh kali lipat hingga yang tak terhitung besarnya — dan Dia Maha Mampu Melakukan Apa yang Dikehendaki-Nya.
4. Syukur kepada Gusti, Yang Menutupi semua aib2 (dosa2, keburukan)-ku, dan tidak mempermalukan daku di depan para makhluk-Nya.
الحمد لله الذي ستر عيوبي ولم يفضحني بين الخلائق
Sudah menjadi sebuah keniscayaan bahwa semua kita memiliki keburukan, aib, dan kekurangan, yang bila diungkap di depan manusia (atau makhluk) lain, kita pasti sangat malu. Ada orang yang punya kebiasaan buruk dalam sepi, sifat atau kelakuan ‘aib’ yang hanya dirinya dan Tuhan saja yang tahu. Bila itu semua dipertontonkan kepada pihak lain, bagai sebuah film di bioskop, tentu orang itu akan sangat malu, sehingga kehilangan kepercayaan diri, putus asa, dan mungkin sampai bunuh diri. Beruntung sekali, berkat rakhmat-Nya, semua aib-aib itu ditutupi Tuhan, sehingga kita tetap melangkah dengan gagah dan penuh percaya diri. Alhamdulillah.
Reblogged this on alwayshikmah.