Siaplah Menangis untuk Doa ini (2)


Doa Kumail Bagian 2

…. Ya Allah, Junjunganku, Pemeliharaku… Apakah Engkau akan menyiksaku dengan apiMu, setelah aku meng-Esa-kanMu, setelah hatiku tenggelam dalam makrifatMu, setelah lidahku bergetar menyebutMu, setelah jantungku terikat dengan cintaMu, setelah segala ketulusan pengakuanku dan permohonanku, seraya tunduk bersimpuh pada rububiah-Mu…

Tidak! Engkau terlalu Mulia untuk mencampakkan orang yang Kau pelihara,atau menjauhkan orang yang Kau dekatkan, atau menyisihkan orang yang Kau naungi, atau menjatuhkan bencana pada orang yang Engkau cukupi dan Kau sayangi…

Di bawah adalah video Doa Kumail dengan teks bahasa Inggris (34 menit):

Aduhai diriku!, Junjunganku, Tuhanku, PelindungKu!

Apakan Engkau akan melemparkan ke neraka wajah-wajah yang tunduk rebah karena kebesaranMu, lidah-lidah yang dengan tulus mengucapkan keEsaanMu dan dengan pujian mensyukuri nikmatMu, Kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui Uluhiah-Mu, hati nurani yang dipenuhi ilmu tentang Engkau, sehingga bergetar katakutan, tubuh-tubuh yang telah biasa tunduk untuk mengabdi padaMu dan dengan merendah memohon ampunanMu.
Tidak sedemikian itu persangkaan kami tentangMu, padahal telah diberitakan pada kami tentang keutamaanMu.
Wahai Pemberi karunia, wahai Pemelihara ! Engkau mengetahui kelemahanku dalam menanggung sedikit dari bencana dan siksa dunia serta keburukan yang menimpa penghuninya; Padahal semua (bencana dan keburukan) itu singkat masanya, sebentar lalunya, dan pendek usianya.

Maka apakah mungkin aku sanggup menanggung bencana akhirat dan keburukan hari akhir yang besar, bencana yang panjang masanya dan kekal masanya, serta tidak diringankan bagi orang yang menanggungnya; sebab semuanya tidak terjadi, kecuali karena murkaMu, karena balasanMu.

Aali (keluarga) Nabi Muhammad saw, yang dikenal juga sebagai “Ahli al-Kisaa'”: Mereka yang dipilih Allah SWT. Tidak sah solat seseorang jika tidak membaca solawat kepada Nabi saw dan Aali Muhammad.

Inilah, yang bumi dan langit pun tak sanggup memikulnya. Wahai JunjunganKu, bagai mana mungkin aku (menanggungnya)? Padahal aku hambaMu yang lemah, rendah, hina, malang, dan papa.

Urusan apalagi kiranya yang akan aku adukan padaMu? Mestikah aku menangis menjerit, karena kepedihan dan beratnya siksa, atau karena lamanya cobaan ?

Sekiranya Engkau siksa aku beserta musuh-musuhMu, dan Engkau himpunkan aku bersama penerima bencanaMu, dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih dan kecintaanMu…

Wahai….. seandainya aku… Ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Tuhanku. Sekiranya aku dapat bersabar menanggung siksaMu, mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dariMu? Dan seandainya aku dapat bersabar menahan panas apiMu, mana mungkin aku bersabar tidak melihat kemuliaanMu ? Mana mungkin aku tinggal di neraka, padahal harapanku hanyalah maafMu?

Demi kemuliaanMu, wahai JunjunganKu, PelindungKu ! Aku bersumpah dengan tulus; sekiranya Engkau biarkan aku berbicara di sana, di tengah penghuninya, aku akan menangis, tangisan mereka yang menyimpan harapan, aku akan menjerit, teriakan mereka yang memohon pertolongan, aku akan merintih, rintihan yang kekurangan.

Sesesungguhnya, aku akan menyeruMu di manapun Engkau berada… Wahai, Pelindung kaum mukminin…Wahai tujuan harapan kaum arifin…Wahai pelindung kaum yang memohon perlindungan. Wahai kekasih kalbu para pencinta kebenaran,

Wahai Tuhan seru sekalian alam… Maha suci Engkau Ilahi, dengan segala pujiMu !

Akankah Engkau dengar di sana suara hamba Muslim yang terpenjara akibat keingkarannya, yang merasakan siksanya karena kemaksiatannya, yang terperosok ke dalamnya karena dosa dan nistanya…Ia merintih padaMu dengan mendambakan rahmatMu, ia menyeruMu dengan lidah ahli tauhidMu, ia bertawasul padaMu dengan Rububiah-Mu…

Wahai Pelindungku! Bagaimana mungkin ia kekal dalam siksa, padahal ia berharap pada kebaikanMu yang terdahulu. Mana mungkin neraka menyakitinya, padahal ia mendambakan karunia dan rahmatMu. Mana mungkin nyalanya membakarnya, sedangkan Engkau dengar suaranya dan Engkau lihat tempatnya…Mana mungkin jilatan api mengurungnya, padahal Engkau mengetahui kelemahannya. Mana mungkin ia jatuh bangun di dalamnya, padahal Engkau mengetahui ketulusannya?

Mana mungkin Zabaniyah menghempasnya, padahal ia memanggil-manggilMu:Ya Rabbi … ! Mana mungkin ia mengharapkan karunia kebebasan dari padanya, lalu Engkau meninggalkannya di sana…
Tidak. Tiada demikian sangkaanku terhadapMu. Tidak mungkin seperti itu perlakuanMu terhadap kaum beriman, melainkan kebaikan dan karunialah yang Engkau berikan.

Dengan yakin aku berani berkata, kalau bukan karena keputusanMu untuk menyiksa orang yang mengingkariMu, dan keputusanMu untuk mengekalkan di sana orang-orang yang melawanMu, Kau akan jadikan api seluruhnya sejuk dan damai, tidak akan ada lagi di situ tempat tinggal, dan menetap bagi siapapun.

Tetapi Maha Qudus asma (nama-nama)-Mu; Engkau telah bersumpah, untuk memenuhi neraka dengan orang-orang kafir dari golongan Jin dan Manusia seluruhnya. Engkau akan mengekalkan di sana kaum durhaka. Engkau dengan segala kemuliaan pujiMu. Engkau berkata, setelah menyebutkan nikmat yang Engkau berikan “Apakah orang mukmin seperti orang kafir, sesungguhnya tidak sama mereka itu”.

Ilahi, Junjunganku… Aku memohon padaMu, dengan kodrat yang telah Engkau tentukan, dengan qadha yang telah Engkau tetapkan dan putuskan, dan yang telah Engkau tentukan berlaku pada orang-orang yang dikenainya… Ampunilah daku, di malam ini, pada saat ini, semua nista yang pernah aku kerjakan, semua dosa yang pernah aku lakukan, semua keburukan yang pernah aku rahasiakan, semua kejahilan yang pernah aku amalkan, yang aku sembunyikan atau tampakkan, (yang kulakukan) secara diam-diam atau terang-terangan.

Ampunilah semua keburukan yang telah Engkau perintahkan malaikat mencatatnya. Mereka yang telah Engkau tugaskan untuk merekam segala yang ada padaku, mereka yang Engkau jadikan saksi-saksi bersama seluruh anggota badanku, dan Engkau sendiri mengawal di belakang mereka, menyaksikan apa yang tersembunyi pada mereka.

Dengan rahmatMu, Engkau sembunyikan keburukan itu. Dengan karuniaMu, Engkau menutupinya. Perbanyaklah bagianku pada setiap kebaikan yang Engkau turunkan, atau setiap karunia yang Engkau limpahkan, atau setiap kebaikan yang Engkau sebarkan, atau setiap rezeki yang Engkau curahkan, atau setiap dosa yang Engkau ampunkan, atau setiap kesalahan yang Engkau sembunyikan.
Ya Rabbi … Ya Rabbi … Ya Rabbi…

Ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Pemilik nyawaku (Penentu kebebasanku)! Wahai Dzat yang ditanganNya akhir nasibku (ubun-ubunku)…Wahai yang mengetahui kesengsaraan dan kemalanganku ! Wahai yang mengetahui kefakiran dan kepapaanku…

Bersambung ke bagian 3 (terakhir).

Baca juga: O,Kumail…

One thought on “Siaplah Menangis untuk Doa ini (2)

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s