6 Alasan Menolak TV


Belakangan ini tampaknya kian banyak orang yang kritis. Mereka kian selektif dalam menonton acara di televisi (TV). Sebagian mereka memilih berlangganan TV kabel yang menyajikan banyak acara bermutu dan mendidik seperti National Geographic, History, Discovery, Animal Planet, dan sebagainya. Kalau tidak, banyak dari mereka hanya menonton acara di TV berita seperti TV One dan Metro TV. Selebihnya orang kini lebih tertarik browsing internet atau sibuk bersosialisasi di social media seperti Twitter, Facebook dan Youtube.

Memang tidak semua acara TV buruk, tetapi Anda punya pilihan melakukan banyak hal lain yang mungkin lebih berguna untuk otak

Ada banyak alasan yang dikemukakan para ahli agar orang menjauhi TV — khususnya acara TV yang buruk. Berikut ini enam di antaranya:

1. Bahaya Sex Bebas:  Tanyalah diri Anda sejujurnya: melihat banyaknya jumlah ciuman dan berbagai contoh perilaku seks di layar TV, apa yang akan terjadi bila ibu atau ayah tiba-tiba muncul dan duduk di samping Anda pada saat yang sama? Dampak buruk TV ini kian hari kian menyeramkan. Mengapa membiarkan diri Anda terperangkap di dalamnya, dan ia hanya membuat Tuhan marah meski pun Anda hanya mencicipi secuil saja tindakan haram itu?

2. Anda bisa Jadi Jahat..  Cukup banyak penelitian menunjukkan hubungan antara menonton tindak kekerasan di media secara reguler dan perilaku keras (di dunia nyata). Jangan kaget bila nanti tembak-menembak di sekolah, di jalan dan pembajakan pesawat – sekedar menunjukkan sedikit contoh – bakal banyak terjadi. Jangan racuni diri Anda, saudara, anak-anak lebih jauh lagi. Mulailah hari ini untuk mencekal tontonan kekerasan di TV. (Agar lebih jelas soal ini, Anda bisa membaca apa yang ditulis ahli mengenai Affective Disposition Theory.)

Penelitian tentang dampak kekerasan (violence) di TV

Bagi anak-anaknya, orang tua harus lebih hati-hati, bahkan juga saat menonton acara kartun di TV kabel. Jangan dikira acara film kartun komedi satire seperti ‘The Simpson‘  itu layak buat mereka — karena bahasa dan aksi yang ditunjukkan Bart Simpson (misalnya) seringkali sangat dan kasar dan jorok. 

Saya malah curiga berbagai peristiwa kekerasan yang makin banyak terjadi di Indonesia belakangan mungkin akibat dampak penyiaran aksi kekerasan yang ditayangkan di TV. Kiranya menarik sekali bila ada yang meneliti, misalnya, tentang “Hubungan lamanya menonton TV dengan Tawuran,” dan sejenisnya. 

Pengaruh TV ke otak penonton

3. Membuang-buang Waktu Percuma: Anda bisa meluangkan waktu lebih banyak dengan keluarga atau kawan ketimbang menonton TV. Anda bisa membaca lebih banyak tentang agama, meningkatkan komitmen Anda terhadap Allah, dan memperoleh kesempatan lebih besar untuk peluang menuju surga di Hari Kemudian.

Bagi yang Muslim, mungkin sudah saatnya memperdalam pengetahuan tentang sejarah Nabi saw, sahabatnya dan keluarganya yang suci. Pada bulan Haji dan Muharram baik juga kembali menilik sejarah  perjuangan cucu Nabi saw, Al Husain (as) yang dibantai di Karbala (Irak) — agar wawasan agama kita kian luas dan makin toleran terhadap perbedaan, sambil terus mengasah prinsip keadilan dan kemanusiaan yang kita miliki. 

Berkat tidak menonton TV, Anda bisa punya lebih banyak waktu buat belajar, sehingga memberi peluang lebih besar untuk masuk universitas dan jurusan yang Anda impikan, fakultas kedokteran, teknik atau lainnya, atau merebut beasiswa, atau… ah, saya pikir Anda pasti paham masalah ini. Membuang-buang waktu artinya menyia-nyiakan hidup Anda. Kebanyakan acara TV hanya sekedar menyia-nyiakan hidup Anda. 

Membaca buku, misalnya tentang ‘optimisme’, lebih bermanfaat daripada acara TV yang buruk

4. Bikin Kita Makin Gemuk: TV mendorong Anda untuk duduk di depannya dan menjadikan pikiran Anda nyaris kosong. Anda memilih sofa empuk, duduk di situ dari siang ke siang, dari malam ke malam, tidak sempat berolahraga. Kegemukan (obesity) akan memacu penyakit di hari depan nanti, ketika umur kian bertambah. Duduk di depan kotak kaca itu tidak ada faedahnya buat kesehatan Anda. Jalan-jalan di luar menikmati udara segar (atau setengah segar bila Anda hidup di kota besar) jauh lebih baik. 

5. Otak Jadi Beku: Sementara sebagian acara TV menjadi topik menarik untuk bahan diskusi bersama kawan-kawan, tapi bagian penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi atau bagian personalia sebuah perusahaan tidak akan terkesan dengan kepandaian Anda menyebutkan acara-acara TV favorit yang sedang marak ditayangkan.

Mereka lebih ingin tahu wawasan Anda dan seberapa pedulikah Anda terhadap dunia di sekeliling mereka. Dengan kata lain, mereka lebih tertarik pada orang yang mengembangkan wawasan dan berusaha meningkatkan kecerdasan, dan secara spesifik  “membaca” dan melakukan sesuatu di lingkungannya. 

6. Anda Makin Malas…  Alih-alih dari berusaha menjadi kreatif dan menemukan cara untuk memanfaatkan waktu untuk sesuatu yang berguna, Anda akan makin malas karena sangat tergantung pada kotak kaca untuk menghibur diri Anda. TV akan menjadikan Anda ”tomat busuk yang bodoh” (a dull couch potato).

Baca juga:

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s