Apa yang berubah dalam dunia Internet sekarang ini? Benarkah segmentasi (dalam marketing) juga ikut menyempit, tapi jumlahnya bisa lebik banyak yang berserak? Bagaimana dengan politisi?
Berikut ini bagian pertama dari dua tulisan mengenai hal di atas.
Kian hari kian banyak orang bergantung pada Internet. Semakin maraknya perkembangan media sosial saat ini berdampak pada peningkatan jumlah pemakai Internet di dunia, termasuk di Indonesia.
Di siang hari, pemakaian Internet tampak melebihi media konvensional. Spekulasi yang muncul, gejala tersebut akibat banyak pengguna lebih memanfaatkan jaringan Internet di kantor mereka akibat kesibukan di rumah atau tidak punya akses Internet di rumah.

Seturut perkembangan itu, para ahli komunikasi di bidang Public Relations (PR) dan marketing mencari tahu apakah kaidah marketing telah berubah total gara-gara Internet? Apakah bauran pemasaran, misalnya, tidak lagi berlaku seperti dulu?
Kita tahu, saat ini siapa pun mudah mengirimkan dokumen melalui Internet. Surat model lama sudah ditinggalkan banyak orang, sehingga kantor pos mesti berubah fungsi. Gantinya, orang mengirim via e-mail, Twitter dan lainnya.
Beberapa produk pun bisa didistribusikan secara murah atau gratis, misalnya produk tulisan semacam buku dan surat kabar, produk suara (musik, ceramah, kuliah), dan video. Semua bisa dikirim dalam tempo amat singkat.
Oleh karena itu, tidak salah bila ada yang beranggapan Internet telah merombak kaidah marketing, tetapi sebagian lainnya bertahan bahwa semuanya tetap sama. Penganut pendapat kedua ini meyakini Internet hanya sebuah medium, sementara prinsip-prinsip pemasaran tidak berubah. Begitu pula prinsip-prinsip PR yang, intinya, bertujuan menciptakan reputasi yang baik di mata audience-nya.
Dalam dunia marketing, pemasar tetap harus melakukan proses perencanaan dan eksekusi penetapan harga, promosi dan mendistribusikan suatu ide, serta barang atau jasa dengan cara sebaik-baiknya –demi menciptakan sebuah ‘pertukaran’ yang memuaskan baik bagi customer (pembeli) maupun perusahaan sendiri.
Berkat Internet, sang pemasar dapat melakukan semua yang di atas, tapi kali ini secara online.
Selengkapnya tulisan ini dapat dirujuk pada artikel di Inilah.Com, Kamis 5 Januari 2012
Maka, demi memperoleh ‘nilai’ yang akan memuaskannya tadi, setidaknya customer akan melalui 3 (tiga) tahap. Awalnya dimulai dari “penciptaan kesadaran” (awareness) akan adanya suatu brand (produk atau jasa) ‘di depan’ mereka.
Berikutnya, mereka kemudian bereksplorasi, mencari informasi lebih lanjut mengenai brand tadi, bagaimana bentuk dan sifatnya, fitur, harga, di mana memperolehnya, dan sebagainya. Sebagian konsumen memilih mengeksplorasi lebih jauh, misalnya dengan mencari perbandingan melalui situs-situs Internet perusahaan saingan yang menawarkan produk serupa; adakah brand lain lebih murah, dan seterusnya. Menurut sebuah riset, pada awal 2000-an lebih dari 62 % pembeli mobil baru melakukan riset di Internet sebelum membeli.

Terakhir, tahap ketiga, seusai melakukan eksplorasi, biasanya konsumen baru menetapkan keputusannya, “membuat komitmen”. Misalnya, bergabung dengan situs atau blog yang dikunjungi atau membeli produk yang ditawarkan secara online maupun mendatangi outlet terkait.
Maka, para ahli komunikasi pun menekankan bahwa yang penting dalam marketing atau kegiatan Public Relations (PR) melalui Internet bukan sekadar membina hubungan baik (relationship) dengan konsumen online, tetapi juga bagi konsumen ke outlet (seperti counter atau toko), yang sering juga disebut “Bricks and Mortars”. Semua sejalan dengan sasaran pemasaran pada umumnya guna membangun dan menciptakan hubungan yang langgeng dengan seluruh customer.
Oleh karena itu, dalam Internet Marketing, titik perhatian pun bergeser dari sekadar “menemukan customers” kepada: “beralihnya sejumlah customer yang ‘committed’ dan loyal” terhadap brand tertentu.
Demikian pula yang terjadi dengan Internet-PR. –> silakan cek di bagian 2.
Betul sekali Pak,
Bentuk media dari tahun ke tahun telah mengalami suatu perubahan menjadi media yang sangat canggih. Bisa kita lihat melalui perkembangan gadgets di masa ini. Clients, customers, calon pembeli, dan khalayak sudah dapat dengan mudah untuk mengakses suatu informasi mengenai suatu produk dengan sangat cepat. Hal ini, menjadi suatu tantangan tersendiri bagi para Marketers dan PR practitioner untuk mengikuti perkembangan kehidupan ini. Salah satu medium yang sudah melebihi media lain yang mana Televisi sudah malah dianggap sebagai ‘media tradisional’ gara-gara adanya medium terbaru yang dapat menghadirkan informasi dan pesan yang lebih cepat, praktis, mudah, dan terinstalasi di hampir semua gadgets; yaitu Internet. Kita tidak bisa menghindari medium ini. Ini bisa dijadikan sebuah tantangan sekaligus kemudahan bagi PR & Marketer untuk menarik calon pembeli. Tinggal bagaimana kita ingin mengemasnya dan tergantung dari kebutuhannya dalam media komunikasi.
Sukses terus Pa!
Fiona Callaghan
http://www.fionacallaghan.com
Terima kasih atas komentar yang menambah wawasan pembaca blog ini dan mencerahkan, Fiona.
Salam.