Ummi Kultsum, isteri Tajul Muluk, mengatakan suaminya sering difitnah oleh Roisul Hukama (Rois), adik Tajul, bahwa ajaran Syiah sering bertukar-tukar pasangan, dan lain-lain. Rois menyebarkan fitnah seperti itu berkali-kali, di beberapa pengajian.”Tapi semua itu bohong,” kata Ummi dalam acara ‘Mata Najwa’ di Metro TV.

Wartawan Rusdi Mathari *), yang juga diwawancarai Najwa Shihab di acara itu, Rois dan orang-orangnya sering menuduh bahwa kelompok Tajul sering menghina tiga sahabat Nabi.
Rusdi juga mengatakan bahwa, Tajul bilang Al Quran tidak otentik.”Tapi, ketika saya tanya Rois, ‘apakah Anda mendengar sendiri bahwa Tajul mengatakan itu? Rois mengatakan ‘tidak.’ Ada saksinya? ‘Tidak,’ jawab Rois lagi,” kata Rusdi.
Menurut Rusdi Mathari, peristiwa 26 Agustus lalu itu adalah rangkaian peristiwa sebelumnya, Desember 2011, dan malah juga terkait dengan peristiwa-peristiwa sebelum itu.
(Catatan: Akibat penyerangan Desember 2011, pesantren Ustadz Tajul Muluk dibakar massa. Lalu Tajul diadili dan dihukum dua tahun, dengan tuduhan ‘penghinaan agama’. Banyak yang keberatan, mengapa orang yang sudah menjadi korban kekerasan justru dihukum lagi, sementara pelaku anarkisme malah dibiarkan berkeliaran).
Kata Rois saat korban mengungsi pasca penyerangan Desember 2011: “Boleh pulang ke kampung halaman, asalkan tidak dengan Tajul. Dan asalkan mereka mau kembali ke Sunni…Kalau tidak kembali kembali ke Sunni, saya tidak bisa menjamin keamanannya,” kata Rois sebagaimana disampaikan Rusdi dalam acara Mata Najwa Rabu (5 September 2012) malam.
Beberapa kyai yang diwawancarai Rusdi menganggap bahwa Tajul orang yang ganteng, pintar, selalu mendatangi orang lain yang mengundang, tanpa pilih-pilih. Menurut Rusdi karena sikap Tajul yang simpatik, banyak masyarakat tertarik kepadanya. Mungkin ini membuat kyai setempat merasa terancam dalam pengaruh keulamaan lokal.

Terjadilah perebutan akses ekonomi. Ujung-ujungnya ada soal fulus juga. Kalau musim Maulid, di Madura hampir setiap rumah mengadakan acara Maulid, dan selalu mendatangkan kyai, lalu ‘nyangoni’ (memberi uang) kepada sang kyai. Kyai bisa dapat sepeda motor berkat dana yang mereka terima dari berbagai acara yang mereka hadiri.
Kalau ditawarkan pindah, relokasi, ke tempat lain — misalnya ke Sulawesi — saya tidak mau. Apa bisa pemerintah menjamin keamanan kita di sana. Di sini saja tidak bisa, apalagi di sana,” kata Ummi.
Ternyata dialog bisa dilakukan di kabupaten Bangkalan. “Yang saya herankan, kenapa pemerintah Kabupaten Sampang tidak melakukan yang sama?” tanya Rusdi.
Tautan acara ‘Teror Terhadap Komunitas Syiah’ dalam program ‘Mata Najwa” di Metro TV, dapat di-klik di sini.
Kalau pemerintah serius, agar tidak terjadi lagi peristiwa serupa di Sampang atau daerah lain, maka kata Rusdi, yang harus dilakukan adalah:
- Harus ada keberpihakan pemerintah; harus ada perlindungan terhadap kaum minoritas.
- Soal keyakinan itu kan soal yang personal sekali. dan itu dilindungi UU. Kenapa orang yang berbeda harus dibunuh, dibakar? Di mana negara kalau begini?

Bila Anda sempat menontonnya, acara Talk Show Mata Najwa itu juga menghadirkan dua akademisi, Fuad Jabali, dosen UIN Syarif Hidayatullah, dan Latief Wiyata, antropolog dari Universitas Jember, Jawa Timur. Keduanya juga memberikan pendapapt yang cukup menarik — meski mungkin tidak semua kita sependapat dengan yang mereka kemukakan.
Selanjutnya, bagi Anda yang berminat mengkaji soal Syiah ini — dan berbagai pendapat ulama mengenainya — secara lebih dalam, barangkali bisa menyimak video berikut:
*) Baca tulisan Rusdi Mathari di blog ini: Reportase Lengkap Kasus Syiah Sampang.
Baca juga (related articles):
- DPR Minta MUI Jatim Cabut Fatwa bahwa Syiah sesat: Tempo.
- Ternyata Syiah Sudah Lama Dibantai: bagian lain blog ini.
- Menelisik Syiah: opini di Kompas.
- Two Shia followers reportedly killed in Sampang melee (altahrir.wordpress.com)
- 2 Indonesian Shia Men Martyred in Sampang By Wahabi Rioters (jafrianews.com)