Salawat: Obat Jiwa, Wewangian Surga


Salawat adalah untuk Nabi dan keluarga beliau yang disucikan Allah – Aali, atau Ahlil Bait Muhammad.

“ Allah and His Angels send blessings on the Prophet, O you who believe! send your blessings on him, and solute him a thorough salutation”. – “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kalian kepadanya, dan sampaikan salam kepadanya (Nabi) sebaik-baik salam.” (Al Qur’an S.33:56)

Salawat adalah hadiah terbaik Allah kepada manusia;
Salawat adalah:

  • anugerah dari surga,
  • mengagungkan roh,
  • wewangian yang mengharumkan mulut manusia,
  • cahaya di surga,
  • cahaya di shiraath (titian),
  • pemberi syafaat bagi manusia,
  • adalah zikir Ilahi.

Salawat menyempurnakan solat (tidak sah solat seseorang jika tidak membaca salawat),

  • Salawat menyempurnakan dan mengabulkan doa (maka awali setiap doa dengan mengemukakan salawat, dan tutuplah doa dengan salawat);
  • Salawat mendekatkan manusia kepada Allah,
  • pelindung dari api neraka,
  • teman penyejuk di alam kubur, dan pada hari akhirat.
  • Salawat adalah izin masuk surga,
  • menjamin manusia di tiga alam;
  • Salawat dari Allah adalah rahmat-Nya, dari malaikat adalah penghapus dosa-dosa, dan dari kita (umat Nabi) adalah doa.
Lukisan kelahiran Nabi Muhammad saw (from the Jami‘ al-tavarikh Tabriz, Iran), karya tahun 1314–15 – Manuscript di Edinburgh University Library (sumber: wikipedia).

Salawat adalah amal terbaik di hari kiamat,

  • sesuatu yang paling memberatkan timbangan di hari kiamat,
  • perbuatan yang paling dicintai Allah (Allah sendiri yang memulainya),
  • Salawat memadamkan api neraka,
  • adalah hiasan salat,
  • penghapus dosa-dosa.

Salawat menghilangkan kemiskinan (tentu dengan keharusan berusaha) dan kemunafikan, serta obat terbaik bagi jiwa.

Allahumma solliy ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ

2 thoughts on “Salawat: Obat Jiwa, Wewangian Surga

  1. Salawat adalah salah satu tanda cinta. Nabi saw pernah berkata: “Anta ma’a man ahbabta” – Anda beserta orang yang Anda cintai. Rasa cinta amat berpengaruh kepada perilaku kita.

    Jika kita mencintai sepak bola, kita akan mencintai apa saja yang berkaitan dengan sepak bola. Kita akan menempel gambar pemain sepak bola dan kita akan berlangganan tabloid yang berhubungan dengan bola, misalnya tabloid “Bola”. Kalau pemain kesayangan kita bertanding, seluruh emosi kita akan dibawa dalam suatu kekhusukan menyaksikan pertandingan itu. Kita akan mampu bangun tengah malam hanya karena kita tahu bahwa malam itu akan ada suatu pertandingan sepak bola. Karena kita mencintai sepak bola, seluruh perilaku kita dipengaruhi oleh sepak bola.

    Dalam hadits yang diriwayatkan dalam shahih Al- Turmudzi juz ke-2 hal 308, yang diriwayatkan dengan sanad dari Ibnu Abbas, dikisahkan bhw Nabi saw bersabda: “Cintailah Allah atas nikmatnya kepada kamu semua. Cintailah aku karena kecintaanmu kepada Allah; dan cintailah ahli baitku karena kecintaanmu kepadaku.” Hadits ini menunjukkan bahwa kita disuruh mencintai Allah karena nikmat yang telah Dia berikan. Jika kita mencintai Allah, maka kita pun harus mencintai Rasulullah saw dan jika kita mencintai rasulullah saw. maka kita pun harus mencintai keluarganya.”

    Rasulullah saw juga pernah bersabda, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya dari empat hal. Ia akan ditanya ttg umurnya; ke mana umurnya ia habiskan. Ia akan ditanya tsg jasadnya; ke mana jasad itu ia rusakkan. Ia akan ditanya ttg hartanya; dari mana hartanya diperoleh dan ke mana ia infakkan. Dan ia akan ditanya tentang kecintaannya kepada kami, keluarga Rasul.” Pada hari Kiamat kita akan ditanya, apakah kita mencintai Rasulullah saw dan mencintai keluarganya?

    Kewajiban kita kepada Rasulullah antara lain adalah mengimaninya dan membaca salawat serta salam baginya. Salawat bukan saja tanda bahwa kita menghormati Rasulullah tapi juga tanda kecintaan kita kepada Beliau. Kita tahu bahwa jika orang mencintai seseorang, maka bibirnya akan sering mengucapkan nama orang yang dicintainya tersebut. Menyebutnya pun berbeda dengan menyebut nama orang lain, karena ada emosi tertentu yang terkandung di dalamnya. seperti itulah tanda kecintaan kita kepada Rasulullah saw. Melalui salawat, kita menyebut nama Rasulullah saw.

    Jadi, anta ma’a man ahbabta. Jiwa Anda akan beserta orang yang Anda cintai. Bila kita mencintai Rasulullah saw dengan tulus, maka kita akan menyesuaikan perilaku kita dengan perilaku Rasulullah saw dan keluarganya. Kita akan bertingkah laku seperti yang dikehendaki Rasulullah saw. Seluruh kejadian yang menimpa Rasulullah dan keluarganya, akan memengaruhi emosi dan perasaan kita.

    Kita sering mendengar orang berkata “Kita harus meniru sunnah Rasulullah saw.” Meniru sunnah Nabi tidak bisa diajarkan lewat khutbah. Itu harus diajarkan melalui kecintaan kepada Rasululah saw. Jika kita mencintainya, maka secara otomatis kita akan meniru segenap perilakunya. Bila riwayat Rasulullah saw dikisahkan, hati kita akan terbawa dalam kekhusyukan saat mendengarnya.

    Melalui semua inilah kita memahami, mengapa kecintaan terhadap Rasulullah dan keluarganya menjadi azas Islam. Mari kita ingat-ingat kembali hadits Al-Tsaqalayn yang kita kenal, Rasulullah saw bersabda “Aku tinggalkan kepadamu dua hal yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang kepadanya. Yang kesatu adalah tali Allah yang terjulur dari langit ke bumi. Ujung tali itu bersumber kepada Allah dan ujung lain pada kamu (yang dimaksud dengan tali ini adalah Alquran). Yang kedua adalah keluargaku.” Dalam shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah saw sampai menyebutkan hal ini tiga kali untuk menunjukkan betapa pentingnya mencintai
    keluarga Nabi dan berpegang teguh kepada Alquran.

    Kecintaan tumbuh karena kita mengenal (Kata peribahasa Jawa “witting tresno jalaran soko kulino”. Permulaan kasih itu karena kita mengenal). Jadi kita harus mengenal riwayat, akhlak dan perjuangan Rasulullah saw dan keluarganya. Bila kita tidak kenal, kita tidak akan menyenanginya. Karena itu, usaha orang munafik dan orang kafir untuk merobohkan tonggak Islam adalah dengan memperkenalkan Rasulullah saw dan keluarganya dengan cara-cara yang jelek supaya kita tidak mencintai Rasulullah saw. Mereka menceritakan Rasulullah saw dengan luar biasa buruknya. Mereka berusaha dengan sistematis untuk mendiskreditkan Rasulullah saw, karena bila umat Islam sudah hilang kecintaannya kepada Rasulullah saw, maka runtuhlah seluruh tonggak agama ini.

    Mari perbanyak membaca salawat. Bukankah Allah dan malaikatpun bersalawat kepada Nabi? (Innallaaha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alaa nabiyy. Ya ayyuhalladziina aamanuu shallu ‘alaihi wa sallimu tasliima).

    Terakhir, bilamana Anda memang mencintai Rasulullah dan keluarganya, maka, sesuai sabda Rasulullah saw : “Bersiaplah, engkau akan menghadapi ujian”, Anda harus bersiap untuk diuji (cinta memang membutuhkan ujian untuk membuktikan ketulusannya). Sepanjang sejarah, keluarga Rasulullah dan para pecintanya dirusakkan nama dan kehormatannya, sehingga bila Anda berniat untuk mencintai Rasulullah saw dan keluarganya, bersiap-siaplah untuk menghadapi bencana.

    (Sumber: Buletin Dakwah Masjid Al-Munawwarah – Yayasan Muthahhari, No. 292, edisi 6 April 2008/29 Rabiulawal 1428 H). Maaf, saat beres-beres, saya menemukan kembali buletin ini. rasanya sayang bila tidak saya tulis ulang di sini. saya rasa pas dengan topik “Salawat”. Salam. Selamat Idul Fitri 1433 H. Semoga Allah swt menerima saum kita serta amal shalih kita lainnya – aamien. Mohon maaf bila selama ini ada salah kata

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s