
Puasa begini, anak-anak berkumpul dengan orang tua mereka, baktinya bertambah, ganjarannya dilipatgandakan.
Doa orangtua untuk anak mereka juga makin mustajab; ganjaran mendidik anak-anak secara ikhlas teramat banyak.
Betapa baiknya Tuhan.
Para isteri melayani suami dan anak-anak mereka, ganjarannya dilipatgandakan. Kalau tidak ada pembantu, kesibukan isteri makin repot, sehingga mungkin tidak sempat banyak mengaji (tartil) Al Qur’an. Tapi bakti melayani keluarga juga dapat ganjaran yang tak kalah dibandingkan beribadah (mahdhah) kepada-Nya.
Betapa baiknya Tuhan.
Jika ada pembantu, isteri bisa melakukan tartil Qur’an atau ibadah lainnya, berkat jasa pembantu yang mengambil-oper banyak pekerjaan si istri. Pembantu pun, berkat jasanya itu, mendapat ganjaran segala ibadah yang dilakukan ‘ndoro’ (nyonya) majikan.
“Barangsiapa memudahkan jalan bagi (orang lain untuk) beramal baik, maka ia mendapat ganjaran seperti pelaku amal baik itu,” begitu kira-kira bunyi firman-Nya. Pembantu (yang biasanya miskin) pun ikut memperoleh pahala atas amal ikhlasnya.
Betapa baiknya Tuhan.
Jerih payah suami mencari nafkah untuk keluarganya secara ikhlas, bukan saja mendpatkan apa yang dia usahakan, melainkan juga pahala yang teramat besar dari sisi Tuhan. Betapa baiknya Tuhan.
Jika wanita tidak bersuami, belum nikah atau sudah bercerai (maaf…), ia bisa berbakti kepada kedua orangtuanya; dan pahalanya sungguh luar biasa.
Konon pada sebuah musim haji dua malaikat berbincang di sekitar Ka’bah. Mereka menyimpulkan bahwa, meski yang datang berhaji ada ratusan ribu, yang dikabulkan ibadah hajinya hanya dua. Dan satu di antaranya justru tidak hadir ke Mekah (karena bekalnya habis dipakai membantu orang yang membutuhkan!).
Semuanya, yang tidak punya suami atau isteri, yang tidak punya orang tua, yang tidak punya anak, masih diberi kesempatan berbakti kepada tetangga, handai taulan, dan siapa saja. Betapa murahnya kasih Tuhan.
“Carilah Aku di tengah orang hina, miskin dan rakyat jelata,” kata Allah.

Betapa baiknya Tuhan.
Betapa baiknya Tuhan kepada mereka yang ikhlas. ‘Innamaal-a’maalu bin niyaat’ . Sesungguhnya semua amal tergantung niatnya.
Related articles
- Ketika Malaikat Bicara Haji – kolom di Kompas 5 November 2011.
- 60 Quranic Practical Ayats – 1 (syafiqb.com)
Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan? Konon, kemampuan untuk bersyukurpun, haruslah kita syukuri – karena tidak setiap orang dikaruniaiNya kemampuan ini. Tabik