XY: The Sex of a Baby


Sejak lama para ahli biologi mengira bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh ibunya, atau setidaknya ditentukan oleh kedua belah pihak, ayah dan ibu sang janin. Itu sebabnya pada sebagian bangsa-bangsa, kaum wanita sering dipersalahkan bila tidak melahirkan anak laki-laki.

Anak lelaki dan perempuan: X Y atau XX

Baru belakangan saja, pada abad 20 ini, ahli embryologi, antara lain berkat adanya biologi molekuler khususnya lewat mikroskop elektron (electron microscope) — yang bisa membesarkan benda di bawahnya sampai jutaan kali lipat — mengetahui bahwa jenis kelamin janin ditentukan hanya oleh pihak lelaki: yakni ayah sang bayi.

Hal ini berkaitan dengan elemen di dalam sel yang disebut kromosom. Ia merupakan elemen utama yang menentukan jenis kelamin (sex).

Dua  dari 46 kromosom yang berperan dalam proses perkembangan pembentukan bayi (manusia) diketahui sebagai kromosom seks, yakni kromosom  XX pada wanita dan XY pada lelaki. Pengkodean sex chromosomes itu karena bentuk keduanya memang mirip dengan huruf X dan Y.

My Chromosomes
Chromosomes

Penelitian mengenai perkembangan bayi (embryology) menyimpulkan bahwa sperma laki-laki membawa dua kromosom X dan Y, sementara sel telur (ovum) wanita hanya mengandung kromosom X dan X.

Dengan kata lain, kromosom X itu membawa gen (genes) untuk sifat wanita (femininity) dan kromosom Y membawa gen bagi pembentukan sifat-sifat masculinity (jantan).

Sebagaimana diketahui, pada setiap proses pembuahan dalam rahim seorang wanita, ada jutaan sperma beradu balap – persis seperti mobil Formula One (F-1) di arena Grand Prix mengadu kecepatan – ingin lebih dulu menemukan ovum. Lazimnya, kalau sudah ada satu sperma berhasil menjadi ‘pemenang’-nya, maka semua sperma lain akan berguguran – tereleminasi.

Mirip seperti saat Sebastian Vettel (2010-2011) atau Michael Schumacher (2000-2004) dulu memenangi F-1 dan menyingkirkan lawan-lawan mereka.

Vettel, Malaysia F1 GP 2011
Vettel, di balapan F1 Malaysia 2011

Nah, bila sperma dengan kromosom Y  berhasil menembus dinding sel telur ibu, maka terjadilah pertemuan Y dan X, dan menghasilkan seorang janin laki-laki, berkromosom XY.

Sebaliknya, bila yang berhasil menjadi champion adalah sperma dengan kromosom X, maka bayinya akan berkelamin wanita, dengan kromosom XX.

Video ‘the sex of a baby’ di bawah ini menjelaskan dua hal. Pertama, bahwa sesuai dengan Al-Qur’an Surat An-Najm 45-46, Tuhan menyebutkan bahwa: dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasangan-pasangan, laki-laki dan perempuan; dari air mani, ketika dipancarkan.

Dalam bahasa Inggris, ayat yang termaktub dalam video itu diterjemahkan begini: “that He created pairs –male and female –out of a drop of sperm as it is poured forth.”

English: 11th Century North African Qur’an in ...
Qur’an,sekitar abad 11 dari Afrika Utara di British Museum Inggris.

(Catatan: Bila Anda sedang membuka mushaf Al-Qur’an, sangat disarankan juga untuk menengok beberapa ayat pada Surat An-Najm (53) itu, khususnya ayat 39 dan 40. Keduanya sangat inspiratif, dan saya yakin pasti bermanfaat bagi yang membacanya.)

Kembali kepada video di youtube tadi: ia menjelaskan satu mukjizat lain dalam Al-Quran, yakni ketika Allah menceritakan penciptaan manusia. QS Al-‘Alaq 1-3.

Ketika sperma dan ovum bertemu, maka esensi seorang bayi sudah terbentuk, bermula dengan sebuah zygote.

Zygote, yang merupakan sebuah sel tunggal yang amat mungil itu kemudian akan membelah diri terus menerus, hingga menjadi suatu mahkluk yang melekat (something which clings).

Hebatnya, makhluk itu menempel ke uterus (dinding rahim) ibu, mirip dengan tanaman yang menancap ke bumi, menghisap sari-sari makanan dari kapiler yang ada di dinding rahim.

English: A newly born baby with a knotted umbi...
Bayi baru lahir dengan tali plasenta (umbilical cord).

Dalam bahasa Arab, kata ‘al-‘Alaq sering dipakai untuk menjelaskan sesuatu yang menempel (something which clings) dan menghisap darah (mirip lintah yang mengisap darah manusia).

Pada tahap inilah,Tuhan menyebutkan bahwa makhluk tadi adalah ‘alaq.

  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
  2. Dia telah Menciptakan manusia dari ‘sesuatu yang melekat’ (dalam bahasa Inggris ini diterjemahkan dengan “something which clings“, sesuatu yang menempel atau melekat. Sementara, adalah keliru bila ada yang mengartikannya dengan ‘segumpal darah’, karena ia berarti tidak memahami arti kata ‘alaq).
  3. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Paling Pemurah.

Bukanlah suatu yang kebetulan bila Allah menggunakan kata (al-‘Alaq) itu di dalam kitab-Nya.

Bila Qur’an adalah karangan manusia (yang benama Muhammad saw), mana mungkin pada zaman itu, 1400-an tahun lalu, seorang di tanah Arab yang tandus, yang jauh dari kebudayaan dunia, bisa menerangkan penciptaan manusia, bahkan sejak ia baru dalam proses pembentukannya di dalam rahim ibu.

Bahkan ilmu kedokteran modern pun baru mengetahui proses embryo ini pada abad sekarang.

Salah seorang yang mempelajari embryologi ini adalah dr.Maurice Buccaile, seorang dokter Perancis yang menulis buku ilmiah berjudul, The Bible, The Qur’an and Science. Buku yang aslinya berjudul,” La Bible, le Coran et la Science : Les Écritures Saintes examinées à la lumière des connaissances modernes, (Seghers 1976) itu, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.

Buku Maurice Buccaile

Sebagian di antara ayat-ayat Qur’an yang menyebutkan tentang proses evolusi manusia — sejak telur dan sperma sampai bayi  — itu dapat dirujuk dalam beberapa ayat berikut:

Surat/Ayat:

  • 22/5;
  • 23/14;
  • 35/11;
  • 40/67;
  • 53/45-46 (sebagaimana dalam video) dan
  • 75/37-39

Catatan: Anda mesti berhati-hati dalam memahami terjemahan yang ada (termasuk sebagian terjemahan Bahasa Indonesia yang ada). Sebab, sementara penerjemah boleh jadi kurang memahami makna sebenarnya kata-kata bahasa Arab dalam ayat itu (atau tidak mengerti ilmu biologi sebagaimana dr.Buccaile).

English: Fragmentary Quran, dateable to the 4r...
English: Fragmentary Quran, dateable to the 4rd/11th century. (Photo credit: Wikipedia)

Itu sebabnya, untuk selalu menjaga otentisitas Al-Qur’an,  tulisan asli ayat dalam bahasa Arab harus tetap dituliskan bersama terjemahannya, sebab terjemahan (yang merupakan usaha manusia) itu boleh jadi keliru, sedangkan kitab suci Al-Qur’an tidak mungkin dan tiada pernah salah karena ia datang dari Tuhan Semesta Alam.

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s