Hati Yang Menakjubkan – 3


Lukisan Sayyidina Ali bin Abithalib as di atas kuda

Syahdan Sayyidina Ali bin Abithalib as, Sang Putra Ka’bah, memang seorang yang sungguh sulit dicari tandingnya dalam segala hal, baik yang menyangkut urusan dunia mau pun akhirat. He is second only to the prophet Muhammad pbuh (peace be upon him).  “Sekiranya ada nabi setelah aku, maka Ali lah orangnya,” ujar Nabi Al-Mustafa saww.

Sambungan dari dua tulisan sebelumnya…

Dalam urusan ilmu apalagi. Makruf sudah hadis yang menyatakan bahwa,

“Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya.”

Tentu saja, siapa pun akan masuk ke kota melalui pintunya, bukan? Jadi tidak heran bila Imam Ali as, dapat membahas masalah ‘hati’ secara amat mendalam dan menarik. Juga akurat — sekiranya hendak dikritisi oleh para ahli jiwa, psikiater, psikolog dan clairvoyance sekali pun.

Nah, sesudah bicara mengenai ‘takut’ (tulisan bagian 2) di dalam hati, Imam Ali as menjelaskan beberapa soal lain dalam bab ‘hati’ itu. Mari kita simak.

Pertama, mengenai ‘perasaan aman’.

“Jika hati sedang merasa aman sentosa,” kata Imam, “maka ia kemudian ditingkahi oleh harapan-harapan muluk yang tak bermakna (sia-sia).”

Ketika seseorang sudah merasa ‘secure‘, maka lazim saja ia menggantungkan harapan-harapan ini dan itu yang seringkali ‘di luar jangkauan’.

Tentu beda dengan orang yang belum ‘secure‘ (aman sentosa), karena harapan pertamanya bisa dipastikan adalah memperoleh perasaan aman lebih dulu. Bila Anda berada dalam kapal yang oleng diterjang badai, mustahil Anda mengkhayal yang aneh-aneh, bukan?

Sampai di sini, saya jadi ingat teori yang pernah dikemukakan Abraham Maslow tentang ‘Motivasi” dan hirarki kebutuhan. Agak panjang sih. Tapi secara ringkas dapat dikatakan bahwa kebutuhan manusia dimulai dengan yang paling dasar, yakni persoalan psikologis seperti makan, bernafas, dan tidu. Jika itu sudah diperoleh, manusia akan mencari kebutuhan keamanan (‘safety’) seperti pekerjaan, badan yang sehat, property. Lalu di atasnya adalah urusan-urusan cinta (dan belongings) seperti kenyamanan berkeluarga atau berteman. Kemudian ‘self esteem’ seperti penghormatan diri, dan penghargaan dari orang lain. Terakhir, bila sudah memperoleh yang dibawahnya, mereka akan menggapai ‘aktualisasi diri’ (self-actualization).

Yang di atas itu rupanya sejalan dengan kalimat Imam Ali berikutnya:

“Jika hati memperoleh kekayaan, maka keleluasaannya menjadikannya bertindak di luar batas (boros).”

Jelas sekali: kalau seseorang punya uang sebanyak Gayus, misalnya, dan semua keperluan hidupnya sudah terjamin sampai anak cucu, besar kemungkinan ia akan menghambur-hamburkannya tanpa berpikir panjang.

Dua pasal lain yang dikatakan Imam Ali as adalah seperti di bawah ini:

Jika keinginan (hati) menggelora, maka ia diliputi kecemasan yang luar biasa.

Anda pasti bisa merasakan: ketika pergi untuk ketemu si dia, misalnya, bisa dipastikan Anda cemas, ingin cepat berjumpa — tidak sabaran lagi. Jika sudah janjian hendak ke Jogya, Solo atau Bali bersamanya, umpamanya, tentu Anda merasakan anxiety itu — can not wait to be with that person. uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuugh…

Yang terakhir:

“jika hati terlalu jauh memuaskan segala syahwat dan keinginannya, maka semua pintu-pintunya jadi terkunci.”

Ini rupanya yang secara laten sangat bisa mengancam banyak dari kita — khususnya kaum lelaki. Kalau sudah nafsu memuncak… Wes ewes ewesssss.. bablas semuanya.

Alhasil, begitulah. Ringkas kata, seperti dalam penutupan dua tulisan mengenai hati sebelumnya, ijinkan saya mengulang sekali lagi yang satu ini. Seperti dikatakan Imam Ali as:

“Semua kekurangan pada hati itu membahayakannya, dan semua dampak yg dibawanya mengkorupsinya, alias menggerogoti dari dalam,” (bagai tikus merangsek lubang di lemari dapur).

In other words, all its shortcomings are harmful to it, and all its excesses corrupt it.

Tabik.

Baca juga:

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s