Semut dan Kekasihnya


Semut pekerja mengangkut daun

Alkisah, Nabi Daud a.s. melewati padang pasir. Ayah Nabi Sulaiman yang oleh orang Nasrani dipanggil dengan ‘David‘  itu melihat seekor semut mengangkut debu dari gundukan pasir.

Semut membawa debu itu ke tempat lain, satu demi satu. Satu.

Satu.

Satu…

Daud heran. Beliau minta pada Allah agar diberitahu rahasia sang semut. ” Saya punya kekasih yang menetapkan satu syarat kalau mau dapetin dia,” kata hewan kecil itu kepada Daud. 

Apaan dong?

“Syarat untuk bersatu dengan dia, saya harus memindahkan semua debu dari tempat itu ke sini…”

(“Edan,” kata Anda dalam hati barangkali).

“Lama dong, mindahin gundukan besar debu itu ke tempat ini?” tanya Daud, “Lagi pula, mana cukup umurmu untuk bisa memindahkan semua debu itu sampai selesai?”

 “Saya tahu. Tapi kebahagiaan saya terletak di sana: yakni ntar kalau saya mati di jalan ini, niscaya saya mati di jalan kekasih saya,” jawab semut.

Nabi Daud a.s. tercekam…

Subhanallah.  Ia menjadikan semangat ‘jihad’ si semut pelajaran bagi dirinya.

Grave_,Nabi_Daud
Kuburan Nabi Daud (Wikipedia)

Kira-kira, kalau boleh beranalogi, begitulah agaknya jika orang hendak mati di jalan Allah, “Sang Kekasih” sejati.

Allahumma solliy ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad…

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s