
Dari lantai tujuh, boss Kiwir memanggil anak buahnya, Klepon, yg ada di lantai dasar gedung bertingkat 12.
Diteriaki, Klepon gak dengar.
– Sambil teriak lagi, Kiwir melemparkan uang 50 ribuan yag digulung dan remas lebih dulu. Klepon memungutnya (“Asyik, dapat rejeki nih,” katanya dalam hati). Tapi Klepon tidak menoleh ke atas.
– Lagi, Kiwir melemparkan uang 100 ribu yang sudah diremas-remas berbentuk bola. Kena. Tapi Klepon masih tidak menengok ke atas. (Dia cuma bilang lagi, “wah, asyik banget. Cepek, Euy…”)
– Kiwir kesal. Kali ini dia melemparkan batu kerikil seukuran kelereng. Kena. Kepala Klepon benjol. Lalu mulutnya bunyi: “Aduh…”
Klepon menengok ke atas…
– Tampaknya itu bisa jadi analogi sederhana ketika Tuhan memanggil kita, hamba-Nya.
Kalau dapat rejeki tidak acuh pada Yang Memberi. Dapat berkali-kali masih tetap ‘cuek’— ‘gak ingat Yang Ngasih… Rupanya mau nunggu ‘kena batu’?
(Note: Terima kasih pd Ustadz Very Azis yang menginspirasi kisah ini).