Sang Guru


English: Al-Masjid al-Nabawi
Masjid Nabi saw di Madinah sekarang

Masjid Nabawi di Madina tidak saja menjadi tempat solat.

Kaum mukminin juga belajar di dalamnya. Saat Nabi saw ada di tengah mereka, maka para jamaah di situ akan mendengarkan nasihat-nasihat bijak beliau, penjelasan mengenai ayat-ayat suci Al-Quran dan mengambil banyak manfaat dari bimbingan beliau.

Lalu, saat Nabi saw tidak hadir (absen), para sahabatnya yang utama akan mengajarkan apa-apa yang pernah mereka dengar dari beliau.

Suatu ketika, Nabi saw memasuki Masjid sebelum waktu solat. Beliau mendapati ada dua kelompok di dalamnya. Pada kelompok pertama, tampak  orang-orang yang sedang solat, ada juga yang membaca Al-Quran atau sedang berdoa.

THE PROPHET (S.A.W.) AND EDUCATION  

The mosque of Medina was not only a place of worship. The believers assembled here to learn. When the Holy Prophet (S.A.W.) was present they heard his words of wisdom, his elucidation on the verses of the Holy Qur’an and benefited from his counsel. And when he (S.A.W.) was not present, other faithful companions taught what they had heard from the Prophet of Allah.

Once the Prophet (S.A.W.) entered the Mosque before the prayer time. He found two groups in the Mosque. One group was busy with its own act of worship, some were reading the Qur’an while the others were supplicating. The other group was in a corner busy learning. They learnt how to read and write and discussed the teachings of Islam and their application to their daily lives.

Di bagian pojok Masjid, kelompok kedua sedang sibuk melakukan studi. Mereka saling belajar dan mengajar membaca dan menulis, mendiskusikan pengajaran Islam dan penerapannya pada kehidupan sehari-hari.

Melihat kedua kelompok itu, Nabi saw berkata: “Kedua kelompok itu sama-sama sibuk dengan tujuan yang bermanfaat. Tetapi saya adalah seorang guru. Saya memilih bergabung dengan mereka yang berkumpul untuk belajar.” Maka Nabi saw pun duduk bersama mereka yang sedang belajar itu.

Looking at both, the Prophet (S.A.W.) said: “They are both engaged in useful pursuits. But I am a teacher. I shall join the group assembled to learn.”  And so he (S.A.W.) sat with the group of students.

Cerita di atas sekaligus menjadi bukti, bahwa Islam selalu mengedepankan pentingnya mencari ilmu. Perlunya belajar. Pantas saja kalau ayat pertama kitab suci Al-Qur’an memerintahkan orang untuk belajar.

Bacalah. Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari sesuatu yang melekat (ada yang mengartikan ‘segumpal darah’). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang Mengajar manusia dengan (perantaraan) kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum diketahuinya… ” (S.Al-‘Alaq 1-5).

One thought on “Sang Guru

Silakan Beri Komentar

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s