Dengan Asma Allah, yang Mahakasih dan Mahasayang. Tuhanku, Kesalahan telah menutupiku dengan pakaian kehinaan, Jauh dari diriMu telah membungkusku dengan jubah kerendahan, Besarnya dosaku sudah membuat hatiku mati; Hidupkan daku dengan ampunan-Mu, Wahai Cita dan Dambaku, Wahai Ingin dan Harapku
Demi Keagungan-Mu, Tidak kudapatkan pengampun dosaku selain-Mu, Tiada kulihat penyembuh lukaku kecuali Dirimu, Aku pasrah berserah pada-Mu, Daku tunduk bersimpuh pada-Mu…
Jika Kau usir aku dari pintu-Mu, Kepada siapa lagi aku (kemudian) akan bernaung?Jika Engkau tolak aku dari sisi-Mu, Kepada siapa lagi aku berlindung? Celaka sudah diriku – lantaran aib dan cela (diriku), Alangkah rendah dan buruknya amal perbuatanku…Aku bermohon pada-Mu, Wahai Pengampun dosa besar, Wahai penyembuh tulang yang patah (pengumpul tulang yang berserak);
Anugerahkan padaku penghancur dosa, Sembunyikan rahasia-rahasiaku yang memalukan, Jangan lewatkan aku di hari kiamat, Dari sejuknya ampunan dan maghfirah-Mu… Jangan tinggalkan aku dari indahnya maaf dan penghapusan-Mu… Ilahi, naungi dosa-dosaku dengan kabut indah rahmat-Mu, Kirimkan awan kasih-Mu untuk menutupi cela (kesalahan)-ku; Ilahi, Kepada siapa lagi hamba yang lari kecuali pada Tuan (Mawla)-nya; Adakah selain Dia yang melindunginya dari murka-Nya. Ilahi, Sekiranya sesal atas dosa itu (adalah sebuah) taubat, Sungguh, demi keagungan-Mu, aku ini termasuk orang yang menyesal; Sekiranya istighfar itu meringankan dosa — Sungguh kepada-Mu aku ini beristighfar Kepada-Mu daku kembali sampai Kau ridho. Ilahi, dengan kodrat-Mu ampuni aku, Dengan kasih-Mu maafkan daku, Dengan ilmu-Mu sayangi aku…Ilahi, Engkaulah yang membuka pintu menuju maaf-Mu kepada hamba-hamba-Mu; Kau namai itu taubat, kemudian Engkau berfirman: “Bertaubatlah kepada Allah, taubat yang semurni-murninya.” Lantas apa alasan orang yang lalai memasukinya setelah pintu itu terbuka? Ilahi, sekali pun dosa hamba-Mu itu memperburuk, maka dari sisi-Mu keindahan ampunan untuknya;Ilahi, aku bukan yang pertama membantah-Mu dan Kau maafkan, Dan menolak nikmat-Mu tetapi (tetap) Kau kasihi.Wahai Yang menjawab pengaduan orang yang berduka, Wahai pelepas derita, Wahai penabur karunia , Wahai Yang Maha Mengetahui rahasia, Wahai Yang Paling Indah dalam menutup aib dan cela… Aku memohon pertolongan dengan karunia dan kebaikan-Mu; Aku ber-tawassul dengan kemuliaan dan kasih-Mu; Perkenankanlah doaku, jangan kecewakan harapanku, Terimalah taubatku, hapuskan kesalahanku; Dengan karunia dan rahmat-Mu, Wahai Yang Lebih Pengasih dari segala yang mengasihi… ·
Munajat Orang Yang Bertaubat (Munajat At-Tai’ibien) di atas adalah doa Imam Ali Zainal Abidin as. Beliau adalah cucu Nabi saw melalui Al-Husain putra Imam Ali bin AbiThalib dan sayyidah Fatimah alaihim as-salam. Bahasa Arab dipetik dari kitab Mafaatihul Jinan; Kumpulan doa beliau antara lain dapat dilihat dalam “Ash-Shahifah As-Sajjadiyah, Kumpulan Doa-doa Mustajab,” Penerbit Lentera, Jakarta. ·
Dianjurkan untuk selalu memulai dan mengakhisi setiap doa dengan salawat kepada Rasulullah dan keluarganya sawa: “Allahumma solli ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad.”